Lihat ke Halaman Asli

Lima Mutiara Flobamora di Ende Bali FC

Diperbarui: 6 November 2015   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melajunya Ende Bali FC ke babak final turnamen sepakbola Flobamora Cup7 2015, tidak terlepas dari kepiawaian sejumlah punggawa klub ini mengelola sistem managemen tim, semangat gotong royong dari segala sisi termasuk pendanaan, keuletan pelatih mendampingi pemain, hingga terbangunnya relasi antar semua stakeholders.

Sisi lain yang memberi andil kuat bagi karakter tim ini adalah spirit kebersamaan dalam keberagamannya. Tidak banyak yang tahu, jika sejumlah pemain dan assisten pelatih Ende Bali FC adalah warga diaspora NTT yang tidak memiliki kaitan genetika langsung dengan etnis Ende Lio.

Tidak salah, jika Ende kerapkali dijuluki tanah kelahiran Pancasila, dimana saat. masa penjajahan kolonial Belanda dulu Bung Karno pernah tinggal menetap di kota bersejarah ini, “Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, dibawah pohon sukun ini pula, kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Bung Karno suatu ketika.

Spirit kebersamaan dalam keberagaman ini pula terjalin erat dalam klub yang pernah menjuarai turnamen Flobamora Cup di era Josep Maharaja ini. Ibarat meteorit Ende Bali FC berangkat dari titik terendah hingga akhirnya mampu menjadi finalis.

Usai menuntaskan laga semifinal, Minggu (1/11/2015), Ketum IKB Wuamesu Bali Marcel Paga secara terbuka menyampaikan rasa terima kasihnya, “Saya atas nama keluarga besar Wuamesu Ende Lio di Bali menyampaikan terima kasih untuk lima mutiara Flobamora di Ende Bali FC, mereka adalah Coach Paulus, adik Frengky, Jony, Hernan dan Efraim. Kontribusi kalian bagi Wuamesu Bali sangat luar biasa”

Keunikan dari klub ini tidak lepas dari kehadiran lima sosok ini, meski jumlah mereka minoritas namun kontribusinya sangat luar biasa. Untuk itu menjelang laga puncak final Flobamora Cup7 2015, catatan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya managemen untuk mengapresiasi peran setiap mereka, termasuk stoper Ende Bali FC Frengky Nauolin yang profilnya telah diturunkan terlebih dahulu, saat klub ini masih berjuang di babak penyisihan.

JONY MAKANI

Sosok yang satu ini selalu tampil ekspresif dalam setiap laga. Keuletannya dalam mencari dan mengantisipasi bola dalam posisinya sebagai bek kiri, sangat berpengaruh bagi keunggulan Ende Bali FC.

Jony Antipas Makani nama lengkapnya, dilahirkan di kota Singaraja, 11 Januari 1993. Jony sapaannya memiliki darah Alor NTT, putra pasangan Zadrak Makani, seorang prajurit TNI Angkatan Darat dan Ibu Gresiani Goa. Kedua orangtuanya menetap di Asrama Praja Raksaka Kepaon.

Selain membela Ende Bali FC, Jony tercatat pernah bergabung bersama Kundalini FC, Margoz FC dan PS FKPPI Bali. Ia menuturkan jika Ende Bali FC sudah menjadi bagian dari dirinya, “Saya telah cukup lama mengenal pemain Wuamesu, para sesepuh, terutama pelatih Ende Bali FC, Om Yan Daulaka. Salut akan rasa kebersamaan yang erat dalam klub ini. Saya tidak merasa asing disini”, kesannya.

Melalui wawancara online, pria penggemar klub Persipura Jayapura ini mengakui sudah mengena sepakbola sejak kecil dari ayahnya. “Saya telah bergabung bersama sejumlah klub, pernah meraih juara termasuk di tingkat kecamatan se Denpasar hingga bersama PS Ombay Alor menjadi Juara pertama Flobamora Cup tahun 2012 lalu”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline