Lihat ke Halaman Asli

Gadjah ajak Ribuan Warga Pungut Sampah Plastik

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13913599391262939701

valerians foto dokumen

Minggu pagi cerah, 2 Februari 2014, lebih dari seribuan orang tumpah ruah, berarak tertib di sejumlah ruas jalan kota Denpasar, tepatnya di wilayah Pemecutan dan Tegal Kertha. Mereka bergotong royong lewat aksi Kumpul dan Daur Ulang Sampah Plastik, hingga ke ujung gang-gang sempit. ***

Perubahan Iklim tengah memaksadunia untuk berubah.Salah satu efeknya, ketika musim hujan dan kemarau tak bisa lagi diterka. Bencana banjir dimana-mana, kelaparan protein dan krisis pangan merambat luas, korban jiwa pun berjatuhan.

Peraih Nobel Perdamaian Dunia 2007, Albert Arnold Gore Jr atau yang biasa disapa Al Gore dalam buku Our Choice, menyebutkan krisis itu timbul karena manusia memakai terlalu banyak sumber energi berbahan bakar fosil.

Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan telah menghancurkan sistem iklim di dunia,“ Sangatlah tidak bijak kalau kita lantas menganggap, bencana itu kehendak alam. Sebab sedikit banyak ada campur tangan kita di sana yang mengakibatkan timbulnya krisis iklim “ nasihat bekas Wapres AS ini.

Bencana kini akrab dengan dunia termasuk Indonesia, namun apakah dunia lantas begitu saja punah?Bencana di Indonesia, tidak saja karena tsunami atau meletusnya gunung, namun arus gejala banjir, mestilah dipandang sebagai lecut air kesadaran, agar publik segera berbenah. Seperti yang tengah terjadi di DKI Jakarta atau Kota Manado, bukan tak mungkin peristiwa serupa akan terjadi di Kotamadya Denpasar.

Inilah yang mendorong Relawan Made Muliawan Arya, SE untuk menginisiasi Bakti Sosial Peduli Lingkungan Bersih “Kumpul dan Daur Ulang Sampah Plastikdi Kota Denpasar.Minggu pagi yang cerah, 2 Februari 2014, lebih dari seribuan orang tumpah ruah, berarak tertib di sejumlah ruas jalan kota Denpasar, tepatnya di wilayah Pemecutan dan Tegal Kertha. Mereka bergotong royong melakukan aksi Kumpul dan Daur Ulang Sampah Plastik, hingga ke gang-gang sempit.

Ditemui di lokasi Bakti Sosial, Made Muliawan Arya, SE mengungkapkan bahwa aksi ini memang diniatkan untuk mengantisipasi bencana, “ Ide awal datang dari pembicaraan teman-teman Relawan. Mereka prihatin dengan maraknya bencana di Indonesia. Setelah sama-sama di urai, kami menemukan kesimpulan bahwa perlu segera ada tindakan solutif, serta mengajak yang lain juga untuk turut bersama dalam gerakan ini “ ujar De Gadjah sapaannya.

Tak ayal, Bakti Sosial pun di ikuti lebih dari seribuan orang, yang kompak menyusuri jalan dan gang-gang sempit memungut sampah plastik. Selain warga Kelurahan Pemecutan dan Desa Tegal Kertha, dukunganpun datang dari aktivis lintas Komunitas. Mereka antara lain Ormas Pemuda Bali Bersatu, Baladika Bali, Flobamora Bali, Forum Peduli Mangrove, Kodrat Bali, Dapur Olah Kreatif, TIDAR Bali, Remaja Kreatif Bali, Satria Muda Indonesia, Resimen Jala Satria Garuda, Ikamast, PATI, Paperti, PMKRI Denpasar dan Walhi Bali.

Menyinggung soal rencana ke depan, De Gadjah menambahkan bahwa Bakti Sosial Bersih-Bersih Sampah ini akan dilakukan secara reguler, “ Memang tak akan ada banyak efek positif jika aktivitas model begini hanya bersifat Sporadis.Kami tengah menjadwalkan aksi secara reguler, akan juga menggandeng Pemerintah Kota dan komunitas yang lebih luas. Semoga bisa menjadi kultur yang hidup. Ibarat virus, bisa mewabah cepat - datang bukan karena keterpaksaan, namun karena kesadaran untuk kebaikan bersama ” tambah De Gadjah, yang tengah menempuh pendidikan magister (S2) di Universitas Dwijendra Denpasar, mengambil Ilmu Hukum, jurusan Hukum adat dan Kebudayaan.

Saat dimintai komentarnya mengenai Bakti Sosial ini, Ketua Presidium PMKRI Denpasar, Arie Lede Todo, mengungkapkan bahwa anggota PMKRI Denpasar terpanggil untuk turut serta dalam gerakan positif ini “ Selain mengenal Pakde Gadjah, alasan lainnya, lokasi margasiswa PMKRI Denpasar (sekretariat,red) sejak tahun 1970-an berada di jalan Thamrin, wilayah Pemecutan-Tegal Kertha Denpasar Barat. Jadi, sebagai sesama warga, sudah menjadi kewajiban kami untuk turut serta merawat Lingkungan bersama warga lainnya “ ujar Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Warmadewa ini.

Ditambahkan, “ Sistem pengolahan Sampah dan Public Space kini telah menjadi perhatian serius untuk dibenahi oleh seluruh Pemimpin kota-kota besar di Indonesia, termasuk Denpasar. Sehingga, Bakti Sosial seperti ini, dapatlah dipandang sebagai bagian dari Partisipasi Masyarakat , untuk mendorong lahirnya Regulasi Pengolahan Sampah yang lebih terpadu lewat Tekhnologi Modern “ ujar Lede Todo, Minggu 2 Februari 2014.

Bakti Sosial yang dimulai pukul 6.30 pagi ini berakhir di Tenda Kebersamaan, memilih lokasi sekitar pemakaman Tegal. Dalam kesempatan ini, seluruh warga dan perwakilan lintas komunitas menyaksikan penimbangan sampah plastik; penyerahan kenang-kenangan dan makan pagi bersama. “ Hasil hari ini, selain Solidaritas yang luar biasa, terkumpul juga 200 kilogram sampah plastik. Kami akan menyumbangkan hasil penjualannya yang bekerjasama dengan PMI, membantu sesama saudara di wilayah Bencana. Saya pun mengucapkan Terima Kasih yang Berlimbah atas seluruh Dukungan dan Kerjasama ini. ” pungkas De Gadjah. (Val)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline