Lihat ke Halaman Asli

Aktivis 1998, Calon Wakil Gubernur NTT Termuda

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13550935961949130854

Bersama Franky Sahilatua (alm) Dalam aksi Anti Korupsi | CICAK (Melki, doc)

Kehadirannya dipandang merepresentasikan Generasi Baru, pemimpin muda tanah air. Sosoknya yang teduh, kaya gagasan dan berjejaring luas membuat dia akhirnya di daulat Partai Golkar menjadi Calon Wakil Gubernur NTT untuk Pilgub 2013 mendatang.

Banyak yang terkejut dengan tampilnya anak muda bernama lengkap Emanuel Melkiades Laka Lena ini. Tidak saja karena namanya tak pernah disebut dalam sejumlah survey, namun juga karena ia dianggap masih “bau kencur” dalam urusan politik kepemimpinan yang njlimet. Padahal sejarah Indonesia justru bermula dari sejumlah anak muda yang pada tahun 1928 menggaungkan Puisi Besar, “ Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu Bangsa Indonesia,dan Berbahasa Satu Bahasa Indonesia“. Tujuh belas tahun kemudian Impian untuk sebuah Negara-Bangsa bernama Indonesia benar-benar terwujud.

Tidak itu saja pada masa pergerakan nasional hingga kemerdekaan Indonesia, sejumlah pemimpin Indonesia justru masih berusia belia, sebut saja pemuda Soekarno ataupula Sutan Sjarir yang ketika didaulat menjadi Perdana Menteri masih belum genap 28 tahun. Kehadiran kaum muda selalu menandai era baru Pembaruan Indonesia seperti generasi 1945, 1966 dan generasi 1998.

Melki Laka Lena adalah salah satu dari ribuan anak muda Indonesia, yang turut serta membangun ruang-ruang diskusi, menggalang dukungan Nasional, hingga melengserkan rezim Orde Baru. Maka, ketika dirinya tampil maju menjadi Calon Gubernur NTT, seluruh orang yang pernah mengenal jejak langkahnya bersukacita. Ini sebuah pertanda baik bagi era baru Indonesia, era baru Nusa Tenggara Timur. ***

Emanuel Melkiades Laka Lena pada hari ini, 10 Desember 2012 genap berusia 36 tahun. Kemunculannya di jagat politik NTT menandai berakhirnya kemarau panjang kepemimpinan baru Nusa Tenggara Timur. Banyak kalangan menaruh apresiasi akan keberaniannya menerima tanggung jawab kepemimpinan ini. Propinsi yang selalu identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan ini sesungguhnya tengah merindukan tampilnya sosok baru, segar dan kapabel. Melki dipandang menjadi jawaban atas Impian akan hadirnya kepemimpinan yang merepresentasikan kebutuhan NTT zaman ini.

Melalui pesan singkat (SMS),menjelang penetapan dirinya, Melki Laka Lena mengatakan, jika panggilan dan perutusan ini datang begitu saja (06/12). Selanjutnya, ia tidak banyak berkomentar perihal ini. “ Saya sama sekali tak berambisi atau ingin menyakiti siapapun. Bagi saya panggilan ini adalah perutusan. Sebagai anak muda yang menginginkan tanah air saya maju dan lebih baik, dimana kehidupan ekonomi rakyat bertumbuh, kesehatan dan pendidikan seluruh rakyat membaik, maka panggilan ini mesti dijawab dengan kesediaan “. Tuturnya.

Sehari setelah penetapan dirinya, Melki mengatakan“ Terlampau banyak kaum Diaspora (perantau) NTT yang meraih sukses, seperti di Jakarta, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Papua bahkan di Mancanegara. Indikator untuk memajukan NTT ke depan adalah juga kemampuan untuk melibatkan sebanyak mungkin warga Diaspora NTT. Tidak mesti pulang kampung, namun bisa membantu lewat jalan Solidaritas-Kreatif-Berdaya Ubah, apalagi kita tengah hidup di zaman yang memudahkan sesama kita ber komunikasi ” harap Melki. ***

Sebuah ungkapan inspiratifterkait peristiwa penetapan Melki Laka Lena datang dari Muliawan Margadana, Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA). Seperti dilansir Tribunnews Jogyakarta (09/12), Muliawan, menyatakan jika regenerasi adalah sesuatu yang tidak bisa dipungkiri dalam sejarah sebuah bangsa. Ini merupakan keharusan itu yang akan menjadi catatan sejarah baru sebuah negara, sekaligus akan menjadi sejarah bagi generasi berikutnya.

Munculnya kelompok muda dan juga wajah baru dalam kepemimpinan bangsa tidak bisa dihindari semua partai. Dengan menunjuk pada sebuah peribahasa, Muliawan menandaskan bahwa alih generasi itu harus dijadikan momentum menuju ke arah perbaikan dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.

Bangsa Roma, yang merupakan guru politik dunia mengatakan rapiamus occasionem de die – marilah kita tangkap kesempatan itu selagi masih ada hari. Peribahasa ini untuk menjelaskan bahwa perubahan akan terjadi pada suatu hari dan kesempatan untuk berubah harus dilakukan selagi situasi dan kondisi mendukung. Jika kesempatan itu tidak digunakan, sejarah itu sendiri akan menuliskan tentang dirinya sendiri dan regenerasi akan terjadi melalui pertentangan tua-muda, senior-yunior Ujarnya.

Baginya penunjukan Melki Laka Lena menjadi Calon Gubernur NTT merupakan sebuah keputusan tepat, serta sangat strategis yang akan menjadi awal gelombang besar perubahan politik di Indonesia. Selain Muliawan, pernyataan senada datang dari Romo Leo Mali dari Kupang NTT.

Romo Leo Mali yang dikenal luas sebagai Aktivis Sosial-Kemanusiaan ini, kepada VictoryNews menyatakanterobosan yang dilakukan dengan menyandingkan Lakalena menjadi salah satu cawagub adalah langkah yang sangat baik. Lakalena memiliki jaringan yang cukup luas, baik di pusat maupun daerah. Kondisi wilayah juga cukup menguntungkan karena Lakalena satu-satunya putra Ende dan mempunyai pengalaman di berbagai daerah. "Dia berasal dari Ende, sekolah di Kupang, dan lanjut ke Jawa. Dia juga punya kapasitas yang bagus katanya.

1355093768324064312

Deklarator Forum Komunikasi Alumni Cipayung | DEKLARASI (Melki, doc)

KUKUH PRINSIP LENTUR TINDAKAN

Orang-orang yang pernah mengenal sosok Melki Laka Lena akan selalu mengatakan jika Melki adalah tipe orang muda yang penuh dedikasi, cerdas, kreatif dan berjejaring luas.

Ia dipandang mampu bergaul dengan siapa saja, tanpa mengenal latar pekerjaan, asal suku, agama dan kebudayaan. Melki sangat populer di kalangan politisi muda Indonesia, LSM, Jurnalis, Budayawan,Rohaniawanlintas Agama, bahkan juga menjadi sahabat sejumlah Menteri dan Mantan Menteri.

Bisa dikatakan ia adalah sosok anak muda yang kukuh dalam prinsip namun lentur dalam tindakan dan pergaulan.

Di dalam setiap obrolan dengannya, selalu terselip ide-ide segaruntuk Perubahan Sosial. Tidak itu saja, Melki juga tipe pendengar yang baik, menyenangkan jika berdiskusi dengannya.

Beberapa tahun terakhir kiprah politiknya kian terlihat, namanya tercantum menjadi salah satu dari 45 deklarator ormas Nasional Demokrat. Bersama sejumlah tokoh tokoh nasional antara lain Surya Paloh, Akbar Tanjung, Anies Baswedan, Basuki Tjahaya Purnama, Patrice Rio Capella, Budiman Sudjatmiko, Didik J Rachbini Dll.

Selain itu, Melki dikenal sebagai aktivis Kebhinekaan yang tak pernah surut mengkampanyekan "Pancasila Rumah Kita". Sebuah cara kampanye melalui tour musik se-Nusantara bersama mendiang Franky Sahilatua.

Suatu ketika pada tahun 2004, Melki berketetapan hati untuk maju menjadi Ketua Presidium PP PMKRI melalui Kongres-MPA PMKRI Nasional di Manado. Saat itu Melki sangat meyakini bahwa dukungan rasional akan datang padanya. Sehingga cara ia mengenalkan dirinya justru melalui buku yang berisikan pemikiran-pemikirannya. Sayang, usaha Melki belum berhasil, ia tak terpilih.

Namun niatnya untuk menyebarkan nilai-nilai perubahan sosial tak lekang putus. Saat itu Melki mengatakan untuk membumikan misi berjuang dengan terlibat dan berpihak pada kaum tertindas, juga bisa dengan cara masuk dalam ranah politik praktis. Rakyat yang sekian lama tertindas perlu diberikan jalan keluar dari kita anak-anak muda. Tak berselang lama Melki pun terjun ke dunia politik praktis bersama Partai Golkar.

Melki Lakalena dilahirkan di Kupang, NTT 10 Desember 1976, ayah ibunya berasal dari Kabupaten Ende NTT. Melki pernah lama belajar di Seminari Menengah Kisol Manggarai, Sekolah Menengah Farmasi (SMF) Kupang. Setelah lulus sekolah menengah, Melki menerusan kuliahnya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kiprahnya di dunia politik, diawali di PMKRI Yogyakarta dimana selanjutnya mengantar dirinya menjadi Sekretaris Jendral Pengurus Pusat PMKRI. Pasca PMKRI, Melki bergabung dalam barisan alumni muda PMKRI, kembali menghidupkan Forum Komunikasi Alumni (FORKOMA) PMKRI. Ia pun turut ada dalam Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA). Dalam konteks menjaga relasi kebangsaan Melki turut pula membidani lahirnya Forum Komunikasi Alumni Cipayung.

Siapa sangka Melki yang sempat tampil menjadi Calon Legislatif DPR RI Dapil NTT 1 itu, kini di daulat menjadi Calon Wakil Gubernur melalui Partai sekaliber Golkar. Ini sungguh mengejutkan, sekaligus kesempatan, "rapiamus occasionem de die – marilah kita tangkap kesempatan itu selagi masih ada hari ..." | Selamat Ulang Tahun | Selamat Berjuang untuk NTT Baru (f)

REFERENSI:

  1. http://jogja.tribunnews.com/2012/12/09/regenerasi-pemimpin-muda-bangsa-sudah-dimulai/
  2. http://www.rmol.co/read/2012/12/07/88813/Mendorong-Melki-Laka-Lena,-Cara-Golkar-Menyelamatkan-Bangsa
  3. http://politik.kompasiana.com/2012/12/08/fenomena-melki-laka-lena-dalam-pilgub-ntt-2013-514323.html
  4. http://nasional.kompas.com/read/2011/05/30/08504232/Franky.Sahilatua.dan.Pancasila
  5. http://politik.news.viva.co.id/news/read/125995surya_paloh__tujuannya_bukan_jadi_partai
  6. http://www.victorynewsmedia.com/berita-13957-melki-berpotensi-gaet-pemilih-muda.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline