Lihat ke Halaman Asli

Ustadz Abdul Qodir Jailani

Diperbarui: 3 Juni 2022   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disuatu hari aku mendapatkan tugas dari dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan tentang mewawancaria guru ngaji kita dahulu. Ini yang membuatku bingung karena aku sudah berada di malang sedangkan guru ngajiku dahulu berada diriau. Memutar otak bagaimana tugad ini akan terlaksana dengna baik. Maka keluarlah ide dengan cara mewawancari by phone untuk berkomunikasi dengan beliau sembari melepas rindu kepada guru ngaji favoritku.

Ketika itu aku sedang telfonan dengan guru ngajiku pagi sekitar pukkul delapan pagi dan kebetulan guru ngajiku ada waktu untuk diwawancarai. cerita berlanjut hingga bernostalgia tentang apaa yang perna terjadi dulu membahas moment moment dahulu yang sangat seru untuk dibahas sehingga membuat lupa waktu.

Guruku adalah seorang yang jujur dan taat kepada allah swt. Ia tidak pernah lalai dalam menjalankan ibadah bagaimanapun kondisinya. Tak jarang ia menyempatkan waktusholat ketika bepergian jauh tanpah harus menjama' dan qhosor sholatnya akan tetapi sholat seperti biasa dan berjalan seperti tidak bepergian jauh. Guruku adalah orang yang teguh dalam pendirian tidak pernah ingin setiap muridnya berkata kasar. Jika ia mendengar salah satu muridnya berkata kasar ia akan mencabe mulut siswanya satu persatu tanpa ampun.

Pernah suatu saat ada siswa yang dicabe mulutnya dengan guruky dan ia lari pulang dan mngadu kepada orangtuanya akan tetapi guruku tidak takut dann melawan kembali orang tuanya dengan kata " kalau anak bapak gabisa di atur bawa pulang saja pak ". Dan seketika itu anaknya yang dimarahi orang tuannya sendiri. Sangat lucu jika dikenang tapi itu hal yang memalukan bagi temanku pada kala itu. Dan sifat tidak takut guruku yag sangat aku acungi jempol kala itu sangat  berani dalam bertindak.

Guruku sangat menjunjung tinggi kekhusyukan sholat dan ketenangan ketika ia me dapati ada dari muridnnya ketika sholat jumat bermain main dan rebut maka ia akan memamnggil anak tersebut untuk dimarahi dan diberi hukuman setimpal. Di riau khusunya pekanbaru banyak dari anak anak usia dini yang bermain ketika sholat jumat dan duduk kembali ketika tahyat akhir. Tak jarang kami diberi hukuman seperti dipukuli dengan rotan dan disuru berdiri dengan kaki di angkat satu dan tangan di rentankan ke atas. Itu didikan dan efek jera yang sangat bagus sehingga aku dan teman temanku tidak ingin mengulangi hal tersebut untuk yang kesekian kalinya.

Tidak hanya hal buruknya saja dan hukumannya guruku juga adalah salah satu guru ngaji bisa dibilang terbaik dikotaku. Ia selalu mencetak talenta talenta muda untuk mengikuti musabaqah tilawatil quran, musabaqah tartil quran dan musabaqah tahfiz quran atau yang sering kita kenal dengan sebutan MTQ. Para qori qori muda banya tercetak disana dan hampir salah satunya aku.

Ketika itu aku ingin mengikuti lomba musabaqah tilawatil quran akan tetapi dengan prepare yang sangat baik dan sempurna membuat aku sakit serta asma ku kambuh dan tidak bisa mengikuti kegiatan dan harus secara tidak mengenakkan untuk gugur atas lomba itu jenjang karirku terputus sampai disitu. Akan tetapi tidak melunturkan semangatku untuk tetap melanjutkan ngajiku ditempatnya.

Guru ngajiku sangat pintar dalam mengalunkan ayat suci dengan indah karena ia selalu mendapatkan juara di ajang kompetisi musabaqah tilawatil quran dan selalu mendapatka pedikat pertama disetiap lombannya. Karena itu ia bisa melatih dan mencetak generaasi muda penerusnnya dengan baik.

Guruku juga dengan kekhusyukannya dalam beribadah kepada allah swt beliu sering melakukan renungan renungan dengan berdoa serta diiringi tetesan air mata yang membuat kondisi dan situasi menjadi lebih mencenkram. Membuat anak anak diusia dini tidak ingin melakukan dosa dan aku ke betulan ikut menangis ketika guruku melakukan renungan hehehe. Dengan renungan tersebut bertujuan untuk membuka hati masing masing siswa agar hatinya menjadi lembut tidak keras karena tidak pernah menangis tidak perna meneteskan air mata dalam renungan. Renungan ini biasnya dilaksanakan pada waktu sehabis sholat magrib. Untuk waktuku mengaji itu dimulai setelah sholat ashar hingga waktu magrib selesai. Baru setelah itu aku dan teman temanku kemballi kerumah masing masing

Ilmu yang tak ku mengerti dari guruku ketika aku dan teman temanku melakukan kesalahan ia tau dan ia selalu memanggil dan memberikan hukuman didepan teman temanku tidak tau dapat info dari mana akan tetapi itu yang membuat aku dan teman temanku menjadi takut membuat kesalahan waktu itu. Tak hanya memperhatikan sikap dan tingkah laku akan tetapi untuk guruku juga sangat memperhatikan akhlak yang baik. Karena sesungguhnya sebaik baik orang yang baik akhlaknya bukan hanya tiggi ilmunya. Ilmu dapat di pelajari sedang akhalak melekat pada diri sendiri masing masing orang.

Ketika itu aku dan guruku seusai berbincang membahas masa lalu dengan menggunakan telfon cukup lama dan harus aku akhiri karena takut mengganggu kesibukan guruku waktu itu walaupun ia bilang tidak papa akan tetapi aku tau ia sedang ada aktifitas lain yang ia kerjakan dikala itu yang membuat aku harus mengalah. Ia adalah guru ngaji terbaik menurutku tidak hanya  ahli dalam mengajar ilmu quran dan seni baca quran akan tetapi pendidikan akhlak dan karakter yang sangat vaik membuatku menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya dan teman temanku juga tentunya menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline