Lihat ke Halaman Asli

Potensi Garam Sebagai Pengganti Baterai, Solusi Ramah Lingkungan

Diperbarui: 20 Juni 2024   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi dan perangkat elektronik, kebutuhan akan sumber energi yang efisien dan berkelanjutan menjadi semakin mendesak. Salah satu solusi yang menarik perhatian para peneliti dan industri adalah penggunaan garam sebagai energi pengganti baterai konvensional. Garam, yang mudah didapatkan dan relatif murah, menawarkan potensi besar untuk mengubah cara kita menyimpan dan menggunakan energi. Artikel ini akan mengeksplorasi potensi garam sebagai energi pengganti baterai, mengapa hal ini penting, dan bagaimana teknologi ini dapat mengubah masa depan kita.

Mengapa Garam?

Garam, atau natrium klorida (NaCl), adalah salah satu senyawa kimia paling melimpah di Bumi. Ketersediaannya yang luas dan biaya produksinya yang rendah menjadikannya kandidat ideal untuk berbagai aplikasi energi. Tidak hanya itu, natrium, komponen utama garam, memiliki sifat elektrokimia yang menjanjikan untuk penyimpanan energi. Berikut beberapa alasan mengapa garam menarik sebagai pengganti baterai:

Ketersediaan dan Biaya Rendah: Garam dapat ditemukan hampir di mana saja di dunia, membuatnya sangat mudah diakses dan murah dibandingkan dengan bahan-bahan lain seperti litium.

Keamanan: Natrium tidak mudah terbakar seperti litium, sehingga lebih aman digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk perangkat elektronik dan kendaraan listrik.

Ramah Lingkungan: Proses ekstraksi dan produksi garam memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan penambangan litium dan kobalt, bahan utama dalam baterai litium-ion.

Teknologi di Balik Baterai Garam

Teknologi baterai berbasis garam, seperti baterai natrium-ion, telah mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Prinsip kerja baterai natrium-ion mirip dengan baterai litium-ion, di mana ion natrium bergerak antara elektroda melalui elektrolit selama proses pengisian dan pengosongan. Beberapa keuntungan utama dari baterai natrium-ion meliputi:

Densitas Energi yang Kompetitif: Meski densitas energinya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan baterai litium-ion, baterai natrium-ion menawarkan densitas energi yang cukup untuk banyak aplikasi.

Siklus Hidup yang Panjang: Baterai natrium-ion menunjukkan kemampuan siklus hidup yang panjang, menjadikannya cocok untuk aplikasi yang memerlukan pengisian dan pengosongan berulang kali.

Material Ramah Lingkungan: Penggunaan material katoda dan anoda yang lebih ramah lingkungan meningkatkan keberlanjutan baterai natrium-ion.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline