Lihat ke Halaman Asli

Tovanno Valentino

TERVERIFIKASI

Hanya Seorang Pemimpi

Perjanjian PBB dan NATO yang Menyebabkan Semakin "Arogan"

Diperbarui: 6 Februari 2022   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustration Nato and UN Flag (nato.int)

Boleh lah menganggap negaranya dan sekutunya menjadi polisi dunia, adikuasa dan adidaya dan adi segalanya. Namun UN atau PBB sebagai organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional. Sebagai pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa.

Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota, Memiliki perangkat dan badan yang menempati tempat terhormat mewakili anggotanya untuk menjaga perdamaian dunia salah satunya, dan tentu aspek lainnya.

Sehingga terkait dengan Arogansi  Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang kerap bersebrangan dengan USA dan sekutunya, sejak perang dingin hingga saat ini. Dalam persoalan invasi milter ke Ukraina kini. Saya akan ulas menjadi satu artikel, namun dengan penekanan pada peranan NATO dengan atau tanpa restu PBB. 

Saya sengaja menyoroti peran NATO yang terindikasi menjadi tetaranya PBB dan lewat resolusi Dewan Keamanan kepada mereka, membuat Nato semakin "Besar Kepala" di dalam melakukan apa saja yang menurut mereka patut dilakukan untuk melindungi negaranya, anggota dan aliansinya tanpa memperhatikan piagam PBB dan konvesi internasional yang juga turut ditandatanganinya.

Ok saya nyinggung sedikit dulu Masalah Rusia-Ukraina. Sebenarnya Sejak Januari tahun 2021, publik rusia khususnya media sudah menyoroti apa yang akan dilakukan putin terhadap Ukraina. Dilansir dari laman aljazeera-com (31/01/2021). Dengan judul "How are Russian media outlets portraying the Ukraine crisis?".  

Sebelumnya, pada Bulan Desember 2021, Moskow menyampaikan serangkaian ultimatum kepada anggota kunci NATO, Amerika Serikat, di antaranya memaksa NANTO berjanji tidak akan pernah mengizinkan Ukraina menjadi anggota. Namun AS dan NATO telah menolak permintaan itu. Akibatnya kita bisa memahami apa yang dilakukan pasukan NATO yang diterjunkan di Ukraina. Dalam soal kesepakan Anggota Nanto akan di bahas di bagian lain artikel ini.

Namun saya sudah mendapat kesimpulan pribadi dari pemberitaan Aljazeraa tersebut, bahwa sekalipun Kekuasaan Rusia Bersatu secara resmi meminta pemimpin negara itu untuk secara terbuka mempersenjatai Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang separatis, pro-Rusia. Namun artikel melalui situs stasiun radio independen Echo of Moscow, Lev Schlossberg, seorang politisi dan anggota partai Yabloko yang liberal, mengatakan dia percaya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memainkan permainan yang sangat berbahaya dengan NATO, karena aliansi itu tidak mungkin mundur atau sebaliknya.

"Apa tujuan ultimatum Rusia, yang jawabannya hanya bisa berupa penolakan yang tak terelakkan?" tulisnya, menambahkan bahwa Putin bisa terjebak karena jika pemimpin Rusia ingin memnfaatkan penolakan NATO sebagai dalih untuk perang, dia akan menanggung taruhannya "lebih tinggi dari yang diizinkan dari sumber daya yang dimilikinya".

Schlossberg mendesak Putin untuk mencapai kompromi dalam "negosiasi nyata, di mana Anda harus mempertimbangkan kepentingan semua orang, dan bukan hanya kepentingan Anda sendiri". Katanya

Beberapa di antara oposisi Rusia percaya bahwa peningkatan ketegangan dengan Ukraina dan Barat pada dasaranya akan memiliki danmpak berupa ancaman dari luar, dan semua itu untuk menunjukkan "keuntungan" bagi Putin sebagai seorang pemimpin dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline