Lihat ke Halaman Asli

Tovanno Valentino

TERVERIFIKASI

Hanya Seorang Pemimpi

Ibu Kota Baru: Jalan Terus Pak Presiden! Sepanjang Konstitusional dan Mempertahankan NKRI

Diperbarui: 28 Januari 2022   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).

Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti. Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri.

Bung Hatta - Proklamator

Sebegaian orang mungkin melihat perpindahan dan penamaan ibu kota bak melihat puzzle kecil, tanpa mungkin tidak tahu gambar besar apa yang akan terlihat secara jelas. Dalam sebuah persoalan, seperti meraba-raba, teka-teki, spekulasi, yang kadang liar tanpa mengetahui apa sesungguhnya akar persoalan, solusi dan tujuan yang akan dicapai.

Sama seperti persoalan perpindahan Ibu Kota Negara Indonesia. Bahkan nama ibu kotapun dipersoalan khalayak ramai, dengan berbagai latar belakang pendidikan dan profesi. Mulai dari yang merasa "super" akhli hingga masyarakat biasa, yang kebanyakan kita melihat statement mereka sebagai netizen melalui media sosial atau blog dan artikel. Jika ahli biasanya, pasti diminta atau meminta tampil di TV atau diliput koran cetak atau online.

Sadarkah anda, menuju 77 tahun memperingati Indonesia Merdeka berdasarkan penanggalan mulau 17 Agustus 1945. Terjadi ketimpangan dimana-mana di negara kepulauan terbesar di dunia ini? Dan apakah anda tidak sadar bahwa hal ini, jika tidak dibenahi maka benar-benar bisa terjadi disintegrasi? Masing-masing provinsi menjadi otonom dan dapat menentukan nasib sendiri atau jalan tengahnya membentuk Negara Indonesia Serikat? Anda ingin seperti itu?

Negarara Amerika Serikat yang adidaya dan adikuasa saja, sempat digoncang dengan isu perpecahan negara. Dimana kita tahu negara tersebut adalah negara demmokratis terbesar di dunia, malah menghadapai ancaman disiintegrasi, terancam terbelah menjadi dua. Bahkan ada warga berpendapat dan menulis bahwa "America is over: Let's just split into different countries" melalui  inquirer.com ditulisa oleh Chuck Bonfig, untuk Inquirer dan dipublikasi pada 18/09/2020

Ada juga yang bependapat berbeda.  Misalnya melalui The Atlantic Daily (8/06/2021), salah satu staff atau jurnalis mereka George Packer menulis dibawah tajuk "Amerika Tidak Terbelah Dua. Itu Dibagi Menjadi Empat". Ia berpendapat bahwa  bahwa negara telah terpecah menjadi empat kelompok, masing-masing diinformasikan oleh narasi yang berbeda tentang identitas moral bangsa. Narasi-narasi ini "tumpang tindih, berubah menjadi satu sama lain, menarik dan menolak satu sama lain yaitu :
Grup-grup tersebut,

Amerika Bebas: libertarian yang membenci peraturan yang mendukung kebebasan individu, menelusuri garis tembus dari Ronald Reagan ke Newt Gingrich ke Ted Cruz
Amerika Cerdas : Kelas berpenghasilan tinggi dan teknokrat yang menghadiri sekolah kompetitif, menganut meritokrasi, memiliki MacBook, dan tidak berbaur dengan negara lain
Amerika Asli : Nasionalis Kristen kulit putih, seperti yang baru-baru ini didorong oleh Sarah Palin dan Donald Trump
Hanya Amerika :Generasi muda yang percaya ketidakadilan adalah inti dari masalah negara dan berbicara dalam bahasa politik identitas

Bahkan yang ekstrim menulis, melalui New York Time online, 6/01/2022 dengan tajuk atau judul yang mengejudlkaan, "Are We Really Facing a Second Civil War?"

Mengapa saya  menyinggung tentang krisis di Amerika Serikat?, ini adalah sebuah gambaran negara yang sudah demokratis saja berpeluang untuk terpecah belah.  Namun dengan kearifian, dengan memerhitungkan cost yang sangat besar. Niat dan perpecahan telah dibenahi dan dijelaskan kepada anak muda, sebagai generasi Amerika Serikat. Karena di tangan merekalah tergantung keutuhan  United State of America di masa depan.

Nah jika saya urai negara-negara yang terpecah belalah dengan latar belakangnya sendiri, bakalan panjang. Namun cukup Amerika Serikat, sebagai isu kekinian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline