Disclaimer: Karna pemilihan Tulisan ini bersifat medis, Saya bukan seorang dokter atau peneliti di bidang mendis. Oleh sebab itu, data maupun ifnormasi yang saya sajikan dalam tulisan ini berdasarkan informasi dari situs yang saya anggap dipercaya, tentu saja pernyataan PBB, WHO, Unicef dan beberapa referensi lain yang saya pikir dapat dipertanggung jawabkan. Sekalupun demikian apabila terdapat opini/pendapat pribadi, interpretasi, asumsi, kesimpulan serta konten yang menyangkut copyright dalam tulisan ini, menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya.
Saya mencoba untuk memaparkannya secara runut, agar gak menjadi berita misinformation (hoax) dan agar dapat menjadi bahan evaluasi persama.
Tulisan ini mungkin panjang, sehingga anda silahkan mencicilnya bila anda tertarik, namun bila gak, bisa anda beraih pada artikel yang sejenis yang lebih ringkas dan jelas.
Penyebutan Varian Omicron
Sebelum saya runut waktu pernyataan dari PBB atau Khususnya WHO sebelumnya diketahui darimana varian ini disebut Omicron
Hal ini diberitakan New York Times online, yang ditulis oleh Vimal Patel dan diterbitkan pada 27 November 2021 dan diperbaharui 1 Desember 2021 Dengan judul, Bagaimana Omicron, Varian Covid-19 Baru, Mendapatkan Namanya?
Melalui kutipan singkat dikatakan bahwa, Organisasi Kesehatan Dunia mulai menamai varian dengan huruf Yunani untuk menghindari kebingungan dan stigma publik.
Tulio de Oliveira dari Sekolah Kedokteran Nelson Mandela di Durban, Afrika Selatan. Beliau dan anggota timnya mengumumkan varian baru Covid-19. Dan karena Varian Covid-19 yang muncul di Afrika Selatan dinamai berdasarkan huruf ke-15 dari alfabet Yunani.
Sistem penamaan, yang diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada Mei , membuat komunikasi publik tentang varian lebih mudah dan tidak membingungkan, kata badan tersebut dan para ahli.
Misalnya, varian yang muncul di India tidak populer dengan nama B.1.617.2. Sebaliknya, itu dikenal sebagai Delta, huruf keempat dari alfabet Yunani.