Lihat ke Halaman Asli

Tovanno Valentino

TERVERIFIKASI

Hanya Seorang Pemimpi

Di Saat "Down", Media USA Menyuguhkan Bocoran "Kebobrokan" Facebook

Diperbarui: 7 Oktober 2021   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Whistleblower Facebook, Frances Haugen berbicara dengan Scott Pelley dari CBS pada 60 Menit. Foto: Robert Fortunato/AP

Saya gak tau apakah sudah direncanakan sebelumnya atau belom, tetapi pada saat Facebook dan "Keluarganya" gak bisa diakses pada tanggal 4 Oktober 2014 kemarin selama lebih dari 6 jam, sesuai laporan dari beberapa wilayah atau zona yang berbeda.

Pada kurun waktu tersebut,  paling gak terdapat 3 Media yang saya ikuti pemberitaanya, mereka adalah media terkemuka di Amerika yang kontennya memuat hasil wawancara eksklusif dari seorang "Whistleblower" (pelapor) Facebook, yaitu seorang mantan manajer produk Facebook yang menangani masalah integritas sipil di perusahaan media sosial terbesar tersebut.

Whistleblower tersebut adalah seorang wanita berusia 37 tahun, bernama Frances Haugen melalui program acara "60 Minutes", CBS News, mengungkapkan "kebobrokan" mantan perusahaannya. Wawancara ini yang kemudian transkripnya dirilis ulang oleh beberapa media terkemuka.

Dari laman CBS News, yang berisi video hasil wawancara yang menghebohkan tersebut ditengah Facebook dan "keluarganya" sedang mengalami masalah. memilih tajuk Whistleblower: Facebook is misleading the public on progress against hate speech, violence, misinformation (Whistleblower: Facebook menyesatkan publik tentang kemajuan melawan ujaran kebencian, kekerasan, misinformasi)

Dalam sub judul, Scott Pelley sebagai reporter 60 Minutes memberi kutipan, Frances Haugen says in her time with Facebook she saw, "conflicts of interest between what was good for the public and what was good for Facebook."  (Frances Haugen mengatakan pada waktu ia bersama Facebook,  dia melihat, "konflik kepentingan antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook")

Transkrip wawancara tersebut, kemudian dimuat di halaman theguardian.com, dengan judul Facebook 'tearing our societies apart': key excerpts from a whistleblower (Facebook 'menghancurkan masyarakat kita': kutipan kunci dari seorang whistleblower) dengan sub judul Frances Haugen tells US news show why she decided to reveal inside story about social networking firm (Frances Haugen memberi tahu kepada acara berita AS mengapa dia memutuskan untuk mengungkapkan cerita orang dalam tentang perusahaan jejaring sosial)

Sedangkan CNN, tentu berdasarkan transkrip dari sumber yang sama, Mengangkat tajuk Facebook whistleblower revealed on '60 Minutes,' says the company prioritized profit over public good (Whistleblower Facebook terungkap di '60 Minutes,' mengatakan perusahaan memprioritaskan keuntungan daripada kepentingan umum)

Paling gak, 3 media ternama di USA tersebut yang sempat saya ikuti pada saat Facebook dan "keluarga" sedang menangani masalah. Ketiganya, sekalipun memiliki selisih waktu tayang berbeda, namun semua teruangkan ke publik secara luas dalam kurun waktu 6 jam lebih, ketika para pengguna Facebook, Whatsapp dan Instagram sedang gusar dan menari-cari penyebabnya. Saya pikir pintar juga media-media tersebut memanfaatkan waktu untuk menarik perhatian banyak orang baik di USA maupun di seluruh dunia.

Siapa Haugen? Ia direkrut oleh Facebook pada 2019 dan mengambil posisi tersebut untuk mengatasi masalah kesalahan informasi (Misinformation) atau kita kenal juga dengan istilah HOAX . Namun setelah perusahaan memutuskan untuk membubarkan tim integritas sipilnya tak lama setelah Pemilihan Presiden 2020, perasaannya terhadap perusahaan mulai berubah, dan kemudian ia mengundurkan diri.

Inilah awal ia menjadi Whistleblower Facebook. Haugen berhasil  merilis puluhan ribu halaman penelitian dan dokumen internal perusahaan, yang menyebabkan "badai api" bagi perusahaan media sosial dalam beberapa pekan terakhir, paling gak terungkap pada program acara "60 Minutes" Minggu malam tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline