Lihat ke Halaman Asli

Tovanno Valentino

TERVERIFIKASI

Hanya Seorang Pemimpi

Tantangan Media Tradisional Terhadap 'Omnivora' Media Online

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1332656428128476859

[caption id="attachment_178134" align="aligncenter" width="520" caption="Ilustrasii (4.bp.blogspot.com)"][/caption]

Perkembangan teknologi tentu saja telah dirasakan oleh semua orang dewasa ini khususnya untuk kebutuhan berita dan informasi.

Ketika koran  cetak dianggap sesuatu yang penting, perkembangan teknologi memasuki era baru yaitu berita radio dan kemudian disusul oleh TV.  Ketika itu semua mata dan telinga tertuju pada perkembangan baru ini. Sehingga tentu saja, media cetak conventional mendapat tantangan dan saingan tersendiri.

Satu persatu koran cetak  dan majalah mulai 'tumbang' tetapi ada pula yang masih bertahan, namun mereka harus menerima kenyataan menghadapi terobosan baru media cetak baru yang lebih khusus ditujukan pada pangsa pasar tertentu. Katakanlah fashion, infotainment, tabloid atau koran olah raga, majalah remaja dan berbagai jenis majalah dewasa lainnya.

Dalam perkembangannya media cetak conventional akhirnya harus menghadapi tantangan baru ketika internet ditemukan dan mulai dimanfaatkan oleh banyak orang.  Bukan hanya itu, Radio dan TV berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri agar tetap menjadi perhatian.

Ya, mereka semua terpaksa harus menyesuaikan diri dengan memanfaatkan media internet apalagi ketika media sosial seperti myspace, Facebook atau Google+ mulai digandrungi pengguna internet dewasa ini. Semuanya harus membenahi diri.

Gambaran di atas, bisa saya katakan sebagai sebuah "Ominivora" media online terhadap media conventional atau tradisional  lainnya termasuk buku.

Ominivora berasal dari bahasa Latin  omne yang berarti semuanya atau segalanya dan vorare yang berarti melahap atau memakan. Sehingga Omnivora dapat diartikan "memakan/pemakan segalanya".

Inilah fenomena ketika media online dalam bentuk media digital cenderung akan melahap semua apa yang selama ini kita manfaatkan secara conventional.

Seperti yang ditulis oleh stateofthemedia setahun yang lalu, Industri berita seolah-olah  terlambat untuk beradaptasi dengan budaya atau kebiasaan teknik penyajian konten. Pada 2012 ternyata fenomena tersebut telah tumbuh.

Semua ini menimbulkan pertanyaan apakah para raksasa teknologi akan 'melahap' segala bentuk jenis media berita yang sebagaian besar masih  mewarisi tradisi mencari konsumen melalui mitranya secara conventional.  Apakah akan datang suatu titik dimana kelangsungan hidup perusahaan media akan jauh lebih kecil, misalnya ketika Facebook dianggap telah membeli mitra warisan media seperti The Washington Post?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline