Dua judul film beda generasi ini saya peroleh dari satu situs katalog film indonesia yang cukup lengkap yaitu filmindonesia.or.id. Dari sinilah saya membaca beberapa sinopsis dan sejarah film-film Indonesia dari tempo dulu hingga saat ini. Cukup menarik untuk dipelajari dan menambah wawasan.
Berdirinya situs ini, diawali dengan penerbitan secara utuh Katalog Film Indonesia tahun 1926 hingga 1995 pada tahun 1995 atas inisiatif pribadi JB Kristanto seorang mantan wartawan Harian Kompas dan kritikus film senior dan dibantu oleh SM Ardan, seorangkurator film Sinematek Indonesia. Katalog ini kemudian dicetak kembali pada tahun 2008 setelah di-update sampai awal tahun 2008 dalam dua versi bahasa, Inggris dan Indonesia.
Setelah buku diterbitkan, dengan berbagai pertimbangan akhirnya JB Kristanto bersama rekannya Lisabona Rahman seorang penulis kritik film dan manajer program kineforum Dewan Kesenian Jakarta serta Yayasan Konfiden sepakat untuk membuat satu situs informasi yang menyajikan secara lengkap tentang perfilman Indonesia.
Seperti yang ditulis pada situs tersebut, pengubahan bentuk publikasi data film Indonesia dari format buku ke bentuk online bertujuan agar informasi tentang film Indonesia dapat diakses oleh publik secara lebih mudah, cepat, dan murah dengan cakupan informasi yang lebih luas dan lengkap.
Jumlah judul film sebanyak 3,119 yang disajikan melalui situs ini dikelompokkan dalam 'genre ' yang berbeda yaitu Laga, Petualangan, Komedi, Drama, Fantasi, Mistik, Thriller, Perang, Remaja, Anak-anak, Horor, Animasi, Musikal dan Legenda. Jumlah ini kemungkinan besar tidak menunjukkan jumlah keseluruhan film yang di produksi di Indonesia atau film Indonesia, karena masih terdapat beberapa film lain yang belum tercatat dalam katalog film Indonesia. Misalnya Kantata Takwa (Gotot Prakosa dan Eros Djarot - 2008), Teak Leaves at the Temple (Garin Nugroho - 2008) atau May (Viva Westi - 2008).
Yang menarik dari katalog film Indonesia ini, adalah kita dapat membaca beberapa sinopsis film yang dibuat pada jaman penjajahan dulu. Misalnya Loetoeng Kasaroeng (1926), film bisu yang di sutradarai oleh dua orang Belanda yaitu G. Kruger dan L. Heuveldorp ini, dibintangi oleh aktor-aktris lokal dan juga Ikut dibintangi oleh anak-anak Wiranatakusumah (bupati Bandung). Film ini dibuat berdasarkan cerita pantun dengan judul yang sama, yang berarti 'Si Lutung yang Tersesat', yang pada masa itu masih populer di masyarakat Sunda, dengan tokoh utama yang menyerupai seekor lutung.
Disamping film jaman dulu, kita juga dapat membaca sinopsis beberapa film terbaru tahun 2012, seperti "Cahaya Di Atas Cahaya", "Dilema", "My Last Love" , "#republiktwitter" dan "Kafan Sundel Bolong".
Seperti terlihat pada table di atas, terdapat 3.119 judul film yang dikelompokan dalam setiap genre yang berbeda ditambah dengan informasi mengenai tahun penayangan untuk film terdahulu dan terbaru. Judul film dalam 'genre' drama merupakan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 1.610 judul film atau 51,6%, jauh diatas jumlah film animasi yang hanya terdiri dari tiga judul film yaitu "Dasar Segalanya (2010)", "Meraih Mimpi (2009)" dan "Janus: Prajurit Terakhir (2003)." Sedangkan film anak-anak tercatat sebanyak 55 judul film atau 1,76% dari total film yang didata di dalam katalog.
Sedangkan untuk mengambarkan tahun penayangan untuk masing-masing 'genere' tersebut, anda dapat melihat beberapa judul dibawah ini yang dicatat menurut film terdahulu dan terbaru :
Sumber : http://filmindonesia.or.id/