[caption id="attachment_147154" align="aligncenter" width="650" caption="Kasti - blog.unnes.ac.id"][/caption]
Emang masih ingat permainan Kasti atau Gebokan ? Permainan ini pada waktu anda masih kecil ya. Eh anak-anak yang mana dulu nih, tahun 90-an emang masih maen kasti ? Yang pasti dahulu permainan kasti ini digemari oleh anak-anak usia sekolah dasar. Selain bermain di sekolah mereka juga memainkanya di rumah. Penggemarnyapun bukan saja didominasi anak wanita tetapi juga pria. Sehabis maen kasti, biasanya baju basah semua, belum lagi kalo sempat jatuh dan menyebabkan luka. Sampai di rumah diomelin sama ibu. Wow, tapi tetap seru kan ya.
Coba diingat baik-baik, gimana aturan mainya di daerah anda ? Mungkin juga berbeda di daerah lainya. Namun kayaknya inti permainya sama. Permainan kasti dibagi dalam dua regu, jumlahnya kadang ga ditentukan. Biasanya juga disesuaikan beberapa pos yang tersedia, dapat berupa tiang atu tembok, bahkan batu . Diawali dengan "pingsut", untuk menentukan mana regu jaga dan mana regu yang memukul. Kadang kalo ga ada pemukul, biasanya gunain tangan sebagai pemukul bola. Bola yang digunakan biasanya bola tenis, namun karena banyak akal kadang kertas Koran atau kertas bekas dibentuk menjadi bola kemudian diikat pake karet atau tali. Kalo bermain dengan anak pria, isi bola dari kertas tersebut kadang juga dimasukin batu kecil agar berat bola dirasa cukup seperti bola tenis.
Saat salah satu regi pemukul memukul bola kasti, dia akan berlari menuju pos-pos yang telah ditentukan. Kadang juga, saking nekatnya si pemukul dengan percaya diri mencapai pos tedepan dengan berlari melalui para personil regu penjaga. Sementara itu, para personil regu penjaga akan berusaha menangkap bola. Apabila bola sudah ditangan, dia akan berusaha melihat para personil regu pemukul yang mencoba berlari atau menjauh dari pos yang ditentukan. Nah, biasanya ga boleh pake "digebok" atau dilempar dengan bola kasti. Tapi tergantung perjanjian juga, kadang disekapati boleh "digebok". Bisa dibayangkan kalo sampai kena gebok, entah kena kepala atau biasanya sasaranya badan dan anggota tubuh yang lain, pasti kerasa sakit. Untuk sasaran kepala biasanya dilarang.
Setiap giliran bola dipukul oleh personil grup pemukul, masing-masing personil yang telah berada pada pos masing-masing akan berusaha mencapai garis rumah. Setiap personil yang telah mencapai rumah diberikan point 1. Selama ga kena "gebok" atau disentuh dengan bola, proses memukul bola terus berjalan. Namun kalo sampai kena dan dinyatakan "mati", maka tugas dilukir. Yang tadinya grup pemukul, harus bergantian sebagai grup pejangga.
Ketika semua sepakat untuk menghentikan permainan, maka point yang didapat dijumlahkan. Siapa yang mendapatkan point terbanyak, grup itulah yang keluar sebagai pemenang. Permainan ini memang menggunakan gerak dasar berlari, memukul bola dengan sebuah tongkat, menangkap dan melempar. Seru ya kalo diingat-ingat kembali ? Hayo siapa yang pernah kena gebok ? hehehe. Eh tapi bentar, bener ga nih yang saya jelasin di atas ? Mudah-mudahan bener ya. Kalo beda, mungkin tipis kayaknya.
Permainan kasti sendiri sebenarnya mirip dengan olahraga Sofbol atau baseball. Bisbol atau dikenal dengan baseball adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim. Pelempar (pitcher) berasal dari tim yang melempar berusaha melempar bola baseball, sedangkan pemain (batter) dari tim yang memukul berusaha memukul bola dengan menggunakan tongkat pemukul (bat). Tim yang melempar (defense) berusaha menangkap bola yang dipukul oleh tim yang memukul (offense) agar tim yang memukul berubah menjadi tim yang melempar. Tim yang memukul mendapat angka dengan cara berlari berlawanan arah dengan jarum jam untuk pulang ke home plate setelah menyentuh base. Ada tiga alat dasar dari bisbol yaitu bola , para tongkat pemukul, dan sarung tangan. Kayaknya untuk sampai tahap ini, aturan main bisbol dan sofbol memiliki cara yang sama. Bola bisbol sendiri berukuran kepalan tangan orang dewasa, sekitar 9 inci (23 cm) lingkar. Lebih lanjut dapat dilihat di sini atau di sini
Saya ga tau kenapa kasti yang digemari itu ga dikembangkan kemudian menjadi softbol atau bisbol sebagai olah raga favorit di tanah air. Mungkin karena ukuran lapangan dan fasilitas yang dibutuhkan, sehingga olah raga ini ga diadakan di lembaga pendidikan atau tempat umum. Namun demikian saat ini, sudah mulai banyak lapangan sofbol yang didirikan di kota-kota besar di Indonesia.
Mari bernostalgia lagi, dan menceritakan permain atau olah raga kasti ini kepada anak-anak kita, sukur-sukur ada yang memiliki foto kenangan permainan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H