Lihat ke Halaman Asli

Menguak Penyebab Banyaknya Jumlah Pengungsi Afghanistan

Diperbarui: 30 Maret 2023   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tragedi 9/11 di mana dua pesawat menabrak Menara Kembar World Trade Center di New York. Sumber: Getty Images

Berita pada beberapa waktu belakangan ini kerap menyinggung pengungsi dari negara Afghanistan. Tak sedikit pengungsi Afghanistan yang datang mencari pertolongan ke negara-negara seperti Jerman, Turki, Prancis, Spanyol, Malaysia, bahkan Indonesia. Pakistan menjadi negara destinasi favorit para pengungsi Afghanistan dengan jumlah sekitar 1,438,432 orang. Di tanah air kita sendiri tercatat oleh United Nation High Commissioner for Refugee (UNHCR) bahwa terdapat 6.990 pengungsi Afghanistan per Desember 2022 lalu. Lantas, apa yang menjadi pemicu tersebarnya banyak pengungsi Afghanistan di dunia?

Untuk membedah jawabannya, kita perlu melihat kilas balik pada kejadian memilukan 11 September 2001, penyerangan oleh para teroris Al-Qaeda meruntuhkan gedung World Trade Center di New York, dan beberapa kota lainnya dalam kawasan Amerika Serikat yang memakan lebih dari 3000 korban jiwa. Awalnya, penyerangan ini dilakukan dengan pembajakan empat pesawat oleh kelompok teroris Al-Qaeda di bagian timur Amerika Serikat sehingga dua pesawat ditabrakkan di menara kembar, satu pesawat jatuh di bagian barat Pentagon, Virginia yang berdekatan dengan ibukota Washington DC, dan yang terakhir jatuh di Pennsylvania. Serangan terorisme ini pun menjadi perhatian publik di seluruh dunia dengan mastermind yaitu pemimpin jaringan terorisme Al-Qaeda, Osama bin Laden.

Pada saat itu, sebuah kelompok radikal berbasis agama Islam bernama Taliban melindungi dan menyembunyikan Osama Bin Laden di Afghanistan sembari menguasai wilayah tersebut. Amerika Serikat pun cepat bertindak untuk mendesak pertanggungjawaban dari Al-Qaeda atas kejadian 9/11 dengan cara menginvasi Afghanistan dan menyerang Taliban dan Al-Qaeda pada bulan Oktober 2001. Pelaksanaan invasi tersebut di Afghanistan tidak luput dari korban. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa selama empat tahun menginvasi, Amerika yang dibekali dengan senjata militernya telah memakan korban lebih dari 60.000 jiwa pasukan keamanan dan 111.000 nyawa warga sipil. Di sisi lain, invasi Amerika Serikat ini membawa sedikit perubahan baik bagi masyarakat Afghanistan. Amerika Serikat berhasil memperbaiki fasilitas dan sistem dari bidang-bidang yang esensial bagi kehidupan manusia, yaitu kesehatan, pendidikan, dan perekonomian.

Kendatipun Taliban mengalami kekalahan atas Amerika, namun jaringan teroris ini tidak dapat dikatakan berhenti dan bubar. Oleh sebab itu, pada akhirnya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memutuskan untuk berhenti menginvasi di Afghanistan dan menarik semua pasukan militernya pada Agustus 2021. Dengan demikian, masyarakat Afghanistan khawatir akan kebangkitan Taliban akibat penarikan pasukan oleh Amerika Serikat. Walaupun belum ada klaim bahwasanya Taliban akan mengambil alih Afghanistan, masyarakat yang ketakutan memilih untuk menyelamatkan dirinya sebagai upaya pencegahan kekerasan dengan cara keluar dari negaranya dan mencari ketenangan di negara lain.

Pengungsi Afghanistan baru mendarat di Spanyol yang dibawa oleh Angkatan Udara Amerikat Serikat. Sumber: Getty Images.

United Nation High Commissioner for Refugee (UNHCR) atau Badan Pengungsi di bawah naungan PBB pun mencatat bahwa masyarakat Afghanistan yang mengungsi beralasan untuk mencari keamanan atas tindak kekerasan yang dirasakan saat invasi Amerika. Pada 13 Agustus 2021 pun tercatat PBB bahwa jumlah pengungsi kian meningkat hingga sekitar 400.000 orang. Dengan demikian, tragedi 9/11 telah membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat Afghanistan untuk mengungsi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline