Lihat ke Halaman Asli

Disiplin Lalu Lintas

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebuah berita menarik perhatian saya pagi ini ketika membuka situs detik.com.  Berita itu berjudul : Serobot Lampu Merah Pengendara Motor Tertabrak Bus di Klender.   Kisah klasik dan seringkali terjadi di Jakarta ini.

Setelah membaca berita tersebut, hati saya tergelitik membaca komentar-komentar yang dituliskan para pembaca.  Pasti bisa ditebak,  pembaca memberikan komentar bernada menyalahkan pengendara motor.  Tapi ada satu komentar yang menarik.  Komentar ini dituliskan oleh Bapak Ronaldo Fnu, saya kutipkan sebagai berikut :

Makanya lampu merah itu jangan cuma dijadiin suggestion aja. Dah dari anak anak diajarin lampu merah itu harus berhenti.. emang banyak pengguna jalan di Jakarta khususnya yang mentalnya masih kaya anak anak (semaunya sendiri dan selalu mau menang sendiri). Jadikan kejadiaan naas ini sebagai pelajaran, jangan sampai anda anda sendiri yang mengalami baru sadar. apa susahnya sih disiplin diri sendiri.


Kalimat yang menggelitik saya adalah : ''dah dari anak-anak  diajarin lampu merah itu harus berhenti'. Pertanyaannya : apa benar?  Jawabnya pasti : ' ya benarlah, di sekolah kan anak-anak diajarkan disiplin lalu-lintas'.

Benar, umumnya sekolah mengajarkan anak-anak bagaimana berdisiplin lalu-lintas dengan baik.  Tapi bagaimana dengan praktek yang dilakukan para orangtua dalam berlalu lintas?  Apakah mendukung ajaran tersebut?  Bukankah teori dan praktek seharusnya sejalan? Bagaimana pendidikan (teori) lalulintas bisa dimengerti dan diterapkan oleh anak jika orang tua dan lingkungan melakukan praktek yang bertentangan?

Hati saya seringkali miris melihat para orangtua yang berkendara seenaknya (melawan arus, menerobos lampu merah, dsb) sementara mereka memboncengi anaknya.  Mereka mempertaruhkan nyawa dan masa depan anak-anaknya dengan teladan lalu-lintas yang ceroboh.

Mari kita mulai mencontohkan disiplin lalu-lintas dengan berkendara dengan benar.

Selamat beraktivitas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline