Lihat ke Halaman Asli

Valentania PriscaArdhana

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2019

Stop Pelecehan Seksual, Tingkatkan Respect

Diperbarui: 27 April 2021   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus pelecehan seksual masih menjadi topik yang sering muncul di media massa, fakta menunjukkan hal tersebut bisa terjadi kepada siapa saja, namun Perempuan yang lebih sering menjadi korban pelecehan seksual. Pelecehan seksual bukan hanya berupa tindakan secara fisik saja, namun bisa dengan mengambil gambar seseorang, mengintip, menunjukkan organ miliknya kepada seseorang secara langsung dan tidak langsung, dan juga berupa ucapan, isyarat ataupun kode-kode tertentu. Pada intinya pelecehan seksual adalah semua perbuatan yang berkonteks seks yang diinginkan salah satu pihak.

Lalu untuk apa seseorang melakukan pelecehan seksual?.  Sering kali masyarakat menganggap bahwa Perempuan yang berpakaian terbuka, tidak menutup aurotnya ialah yang sering di jadikan kambing hitam oleh para pelaku. Namun faktanya Laki-laki juga menjadi korban pelecehan seksual. Tentu hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menyalahkan korban terutama dengan kalimat “salah siapa berapakaian terbuka”. 

Contoh kasus pelecehan seksual yang baru saja terjadi pada 21 April 2021 seperti yang dilansir oleh Liputan 6, pada berita tersebut menunjukkan video pelaku melecehkan jamaah wanita yang sedang sholat. Pelaku menyentuh bagian tubuh korban ketika sujud. Dengan salah satu kasus seperti yang disebutkan diatas semakin tidak valid jika pelaku terus menyalahkan korban yang berpakaian terbuka. 

Pada kasus tersebut terlihat korban sedang berpakaian tertutup bahkan menggunakan mukenah, namun pelaku memiliki rasa ingin melecehkan korban. Oleh karena itu hal-hal seperti ini memang pelaku lah yang memiliki hasrat atau pikiran yang menyimpang dan tidak terkontrol sehingga merugikan pihak korban dengan cara-cara yang tidak etis tersebut. 

Pelaku sering memilih korban yang terlihat pasif, terlihat lebih muda, bisa juga memilih yang harga dirinya terlihat rendah. Namun hal tersebut tidak menjadi acuan khusus pemilihan korban. Hal itu bisa terjadi pada siapa saja. Maka siapaun itu entah Perempuan ataupun Laki-laki yang berpakaian tebruka atau tertutup tidak berhak dilecehkan oleh siapapun.

Setelah mendapatkan perlakuan seksual, korban cenderung diam, tutup mulut dengan kurun waktu yang cukup lama. Para pelaku tidak pernah membicarakan dengan kerabat atau teman bahkan keluarga sendiri, yang mereka rasakan adalah ketakutan atau respon buruk yang terjadi ketika membicarakan dengan orang terdekat mereka. Hal seperti ini dapat mempengaruhi kondisi psikologis korban. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi mengapa korban memilih untuk tetap diam. 

Korban kebingungan atas apa yang terjadi atau merasa tidak percaya atas apa yang baru saja dialami, merasa malu karena mereka berpikir bahwa ia menjadi pihak “yang bersalah” korban sering berpikir seperti merasa salah dengan gaya berpakaiannya saat itu, gaya hidup dll. 

Korban juga merasa takut diasingkan lingkungan ketika ia mulai bercerita, takut ada ketindaklanjutan atas perbuatan pelaku, korban juga merasa bahwa itu memang takdirnya untuk diperlakukan seperti itu, ia merasa dirinya yang paling buruk sehingga tidak berhak untuk bergaul dengan siapapun. 

Kemudian korban memutuskan dirinya dengan lingkungan sekitar dan terus memilih diam juga menerima keadaan. Oleh karena itu melihat dampak yang sangat berat dirasakan oleh korban, untuk pelaku kekerasan seksual stop lakukan hal-hal buruk tersebut. Hargailah orang yang ada di sekitarmu, mereka tidak pantas dilecehkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline