Lihat ke Halaman Asli

Valentian Syahfanza P A

Mahasiswa Hubungan Internasional / Universitas Negeri Jember

Apa itu Sistem Moneter Internasional dan Kasus Moneter Internasional

Diperbarui: 29 Maret 2024   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem Moneter Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih negara di suatu kawasan tentang nilai tukar masing-masing mata uang dan hubungan ekonomi antar negara. Sistem moneter ini mengatur hubungan pembayaran transaksi ekonomi antar negara dan diatur oleh lembaga khusus ekonomi internasional

Sistem Moneter Internasional memiliki beberapa komponen penting:

1. Nilai Tukar Mata Uang: Kurs mata uang merupakan perbandingan harga atau nilai mata uang suatu negara yang diukur dalam satuan mata uang negara lain. Nilai tukar ini memengaruhi perdagangan internasional dan investasi lintas negara.

2. Penyesuaian Aliran Modal: Sistem ini mengatur aliran modal (seperti investasi asing langsung, pinjaman, dan transfer keuangan) antar negara. Penyesuaian ini membantu menjaga keseimbangan pembayaran internasional.

3. Perdagangan Internasional: Sistem moneter internasional memastikan kelancaran perdagangan barang dan jasa antar negara dengan mengatur mekanisme pembayaran dan penyelesaian transaksi.

4. Neraca Pembayaran: Neraca pembayaran mencatat semua transaksi ekonomi antara negara, termasuk ekspor-impor, investasi, dan transfer keuangan. Sistem ini membantu mengidentifikasi ketidakseimbangan dan mengambil tindakan korektif.

Contoh-contoh umum dari sistem moneter internasional dapat memberikan wawasan tentang bagaimana sistem ini bekerja dan mempengaruhi perekonomian negara-negara di seluruh dunia
 Berikut beberapa contohnya:
 Pembentukan standar emas dan dampaknya terhadap perekonomian:  Selama sistem standar emas (1870-1914), Emas digunakan sebagai unit nilai moneter dasar
 dan cara untuk membandingkan nilai mata uang yang berbeda
 Negara-negara yang mengadopsi sistem ini harus memastikan cadangan emas yang cukup untuk menjamin nilai mata uang mereka
 - Dampak positif: Stabilitas nilai tukar dan kepercayaan dalam perdagangan internasional
 - Dampak negatif: Kebijakan moneter masih memiliki fleksibilitas yang terbatas dan menyulitkan mengatasi krisis ekonomi
 - Contoh kasus: Krisis mata uang pada  Perang Dunia I mengguncang sistem standar emas dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi global
 
 Krisis mata uang terburuk dalam sejarah: Krisis mata uang dapat menghancurkan perekonomian suatu negara
 Contoh krisis adalah krisis Asia tahun 1997, krisis Rusia tahun 1998, dan krisis Yunani tahun 2010
 - Contoh kasus: Krisis mata uang Indonesia tahun 1997-1998 menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah, tingginya inflasi, dan ketidakstabilan perekonomian
 Banyak bisnis bangkrut dan masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi
 
 Mekanisme penentuan nilai tukar: Negara harus memutuskan bagaimana menukar mata uangnya dengan mata uang negara lain
 Beberapa negara menggunakan nilai tukar tetap, sementara negara lain menggunakan nilai tukar mengambang
 - Contoh kasus: Tiongkok menggunakan sistem managed float) untuk menyesuaikan nilai tukar yuan terhadap dolar AS
 Pemerintah Tiongkok melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar
 
 Transaksi internasional: Sistem moneter internasional menjamin kelancaran transaksi keuangan antar negara
 Contoh transaksi termasuk impor/ekspor, investasi, dan transfer keuangan
 - Contoh kasus: Pembayaran internasional antara Jepang dan Amerika Serikat yang melibatkan konversi  yen ke dolar AS untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi

 Peran IMF dan Bank Dunia: Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia berperan dalam mengatasi krisis mata uang dan membantu pengelolaan keuangan internasional negara-negara

 - Contoh kasus: IMF mendukung Argentina pada tahun 2001 untuk mengatasi krisis mata uang dan merestrukturisasi utang negara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline