Kecanggihan teknologi telah menyatukan peran produsen serta konsumen dalam bidang videografi. Hingga tahun 2021, setiap orang telah mampu memproduksi dan mendistribusikan konten videonya secara mandiri.
Youtube telah menjadi platform yang paling sering diakses oleh masyarakat Indonesia. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil riset yang dilakukan oleh WeAreSocial.
Hasil risetnya mengungkapkan bahwa Youtube diakses oleh 93,8 persen pengguna internet Indonesia yang berumur 16 hingga 64 tahun. Posisi kedua dan ketiga pada riset tersebut diisi oleh WhatsApp dan Instagram.
Dari data tersebut, kamu bisa membayangkan kedekatan masyarakat Indonesia dengan konten video. Kehadiran konten yang semakin beragam juga bisa menjadi salah satu pengaruh dari tingginya jumlah akses Youtube.
Namun, keberagaman dari konten video tidak lantas menjamin kualitas dari videonya. Ada banyak video yang trending hanya karena judul sensasionalnya.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu juga mengerti tentang kriteria video berkualitas. Siapa tahu kamu berniat untuk melakukan produksi video suatu saat nanti.
Kriteria Video Berkualitas
Sebuah konten video pasti berkaitan dengan audio dan visual. Dua elemen tersebut saling mendukung dalam menciptakan pesan dan cerita. Penonton tidak akan merasakan pengalaman yang maksimal, jika salah satu elemennya tidak maksimal.
Kedua elemen tersebut harus diperhatikan secara maksimal supaya saling mendukung. Coba bayangkan, kamu menonton sebuah video yang gerakan mulut dan suaranya tidak pas. Bagaimana rasanya? Mungkin kamu justru tidak menikmati videonya sama sekali.
Sebuah video dapat dikatakan berkualitas memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pada tulisan ini, konten video yang dimaksud adalah video Youtube. Kriteria yang akan dibahas merujuk pada sebuah buku berjudul "Youtube Channel for Dummies".
Berdasarkan buku tersebut, ada empat komponen utama dalam sebuah video berkualitas. Empat komponen tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Pencahayaan yang bagus
Keberadaan cahaya adalah faktor terpenting dari indra penglihatan manusia. Tanpa cahaya, manusia tidak dapat melihat sebuah objek. Kamu juga tidak dapat melihat sesuatu jika cahayanya terlalu terang.
Penataan cahaya pada sebuah video juga penting untuk menampilkan warna objek. Jika kamu salah menata cahaya, maka warna dari objek tersebut tidak dapat dilihat dengan sempurna.
Sebagai 'sepasang mata', kamera pun memiliki cara kerja yang sama. Cahaya yang terlalu redup atau terang akan membuat sebuah objek gagal dilihat secara sempurna. Penataan cahaya dalam sebuah video juga dapat menjelaskan latar tempat dan suasana.
Secara sederhana, cahaya dalam sebuah video harus dapat membuat nyaman mata penontonnya. Jangan terlalu terang atau terlalu redup, pastikan penonton dapat melihat dengan jelas.
Kamu bisa menonton video di bawah ini untuk mengetahui dasar-dasar dari penataan cahaya.
2. Kualitas audio
Volume merupakan hal paling sederhana yang dapat kita identifikasi saat membahas kualitas audio. Audio dalam sebuah video tidak boleh terlalu kecil atau terlalu besar. Sang pembuat karya harus memastikan kualitas audio sejak proses produksi.
File audio akan sulit dikoreksi, jika tidak memiliki file mentah yang bagus. Kualitas audio juga ditentukan oleh perangkat rekaman yang digunakan. Kamu harus dapat membedakan kapan harus menggunakan clip on, kapan menggunakan microphone condenser, dan kapan menggunakan shotgun microphone.
Selain volume suara, noise dari lingkungan sekitar juga harus diperhatikan. Suara angin, suara orang berkendara, dan suara orang yang lalu lalang dapat menjadi noise. Noise adalah suara yang mengganggu suara utama dari sebuah video.
Kamu harus dapat menghilangkan suara-suara yang tidak dibutuhkan selama rekaman. Hal itu diperlukan agar audio dalam konten video menjadi 'bersih'. Kamu juga tidak boleh lalai dalam menyelaraskan file audio dan video. Jangan sampai gerakan mulut dan suara justru berbeda.
Jangan lupa untuk menambahkan efek-efek suara jika diperlukan. Efek-efek tersebut dapat memberikan pengalaman yang lebih kepada penonton. Kamu juga dapat menambahkan lagu untuk menciptakan suasana-suasana tertentu.
Kamu dapat menonton video di bawah ini untuk mengetahui microphone yang sesuai dengan jenis video kamu.
3. Video yang stabil
Kamu bisa menggunakan alat seperti tripod atau stabilizer untuk membuat videomu stabil. Kamu tidak disarankan untuk mengambil video dengan durasi lama. Tanganmu pasti akan gemetar.
Video yang stabil akan lebih enak untuk ditonton. Jangan membuat penontonmu pusing dengan gambar yang tidak stabil. Hal ini memang terlihat sangat sederhana, namun ini akan berdampak pada kenyamanan penonton.
Ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan agar videomu stabil. Silakan tonton video di bawah ini.