Lihat ke Halaman Asli

Valencia Yuniarti S.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Film "Birdman" dan "Whiplash": Sebuah Kritik terhadap Komersialisasi Seni

Diperbarui: 15 Desember 2020   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: celluloidcinema.com

Dua film yang akan dibahas kali ini memiliki kesan tersendiri bagi saya. Sejak SMP, saya sangat sering menonton film yang masuk dalam nominasi Oscar. Dua film ini telah membuat saya jatuh cinta terhadap dunia sinematografi.

Film tersebut berjudul Birdman (2014) dan Whiplash (2014). Kedua film ini rilis pada tahun yang sama dan berhasil meraih lebih dari satu piala Oscar.

Isu Komunikasi dalam Film

Sebuah proses komunikasi berkaitan erat dengan relasi sosial yang terbentuk di masyarakat. Contoh sederhananya, kamu akan menggunakan pemilihan kata yang berbeda ketika berbicara dengan teman dan orang tua.

Hal tersebut membuktikan adanya relasi sosial dan kuasa dalam proses komunikasi. Dalam relasi ini, terkadang ada salah satu yang lebih mendominasi. Akibatnya, ada kesenjangan yang muncul di masyarakat. Kesenjangan ini juga berkaitan dengan praktik kekuasaan.

Birdman (2014) dan Whiplash (2014) bukan sekadar film dengan teknik sinematografi yang berkualitas tinggi. Jika kamu menontonnya, kamu akan menyadari bagaimana kedua film ini mencoba memberikan kritik pada bidang seni yang mengalami komersialisasi.

Isu yang dibahas dalam kedua film ini menunjukkan relasi sosial yang mendominasi. Dominasi tersebut mengakibatkan para pekerja seni tidak mendapatkan kesempatan dan 'panggung' yang sama.

Film sebagai Media Massa

Menurut McQuail (2010), film adalah bentuk dari media massa. Tujuan awal dari kemunculan film, yaitu sebagai sebuah media propaganda (McQuail, 2010). Sejak awal kemunculannya, film memiliki unsur komunikasi yang berfungsi untuk menyampaikan pesan.

Komunikasi pada tataran komunikasi massa akan lebih menjangkau lebih banyak khalayak. Pada isu komunikasi tersebut, film digunakan Irritu (Sutradara Birdman) dan Chazelle (Sutradara Whiplash) sebagai media penyampaian kritik. Isu komunikasi tentang dominasi dan komersialisasi seni dituangkan ke dalam Birdman (2014) dan Whiplash (2o14).

Open Ending dan Interpretasi

Birdman (2014) dan Whiplash (2014) memang memiliki dua cerita yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama membahas tentang ambisi seorang pekerja seni dan upaya untuk mendapatkan eksistensi. Irritu dan Chazelle juga mengakhiri film-nya dengan open ending.

Sekilas, kamu akan menemukan 'rasa' yang sama ketika menonton kedua film ini. Suara permainan drum dengan genre jazz sangat mudah kamu temukan dalam dua film tersebut. Kamu juga akan merasakan ambisi yang begitu besar dari dua pemeran utama.

Sebagai salah satu bentuk dari media massa, sebuah film akan memiliki banyak interpretasi. Dalam konteks ilmu komunikasi, interpretasi yang berbeda sangat wajar tercipta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline