Lihat ke Halaman Asli

Dampak Pemilu 2024 Pada Ketahanan Keluarga (Bolaang Mongondow)

Diperbarui: 4 Maret 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

"Dampak Pemilu 2024 Pada Ketahanan Keluarga"

Oleh:

Vindri Muliadi Adampe

Pesta demokrasi 2024 menjadi salah satu wadah penyaluran aspirasi seluruh rakyat Indonesia, gambaran Indonesia 5 tahun ke depan tergambar dari bagaimana antusias masyarakat dalam menyongsong pemilu, harapan dan keinginan di gantungkan pada mereka kontestan pemilu baik di tingkat nasional (Presiden, DPR RI, DPD RI) hingga di tingkat daerah (DPRD Provinsi, DPRPD Kab/Kota), arus dukungan dari semua kalangan membawa suasana tersendiri di pemilu 2024.

            Setiap dukungan oleh masyarakat tidak terlepas dari pertimbangan visi misi serta figure para paslon dan caleg, kemampuan masyarakat untuk melihat dan menilai menjadi gambaran kedewasaan masyarakat akan berdemokrasi, tidak terkecuali keluarga. Keluarga sebagai organisasi terkecil dalam sebuah negara memegang peranan penting perjalanan suatu bangsa.

Warna politik ditiap 5 tahunan selalu membawa suasana tertentu di Indonesia khususnya daerah, masyarakat daerah mengharapkan adanya keleluasan politik serta transparansi dari politikus dan pemegang kekuasaan, transparansi yang dimaksud adalah berkenaan dengan apakah semua upaya dan program serta visi misi dapat menyentuh langsung kepada masyarakat ataupun dalam keluarga khususnya sebagai organisasi terkecil dalam satu negara.

Nyatanya semenjak era reformasi hingga kini masih sontak terdengar dengan jelas bahwa pembangunan hanya terfokus pada pulau jawa, pulau jawa juga memegang peranan penting alokasi suara pemilihan untuk presiden dibandingkan daerah yang lain, sementara di daerah masyarakat belum sepenuhnya merasakan dampak signifikan dari perwakilannya di kursi dewan, hal tersebut sering membuat masyarakat menjadi frustasi dengan kondisi politik daerah. 

Pemilu 2024 membawa warna tersendiri, untuk pemilihan presiden, masyarakat begitu yakin dengan pilihannya masing-masing sementara untuk daerah masyarakat cenderung mempunyai pandangan yang beragam dan sangat sensitif, warna politik di bolaang mongondow masih cenderung menggunakan pendekatan kekeluargaan dibandingkankan pendekatan kritis atas visi misi maupun program, melansir dari BAWASLU, sulawesi utara masuk dalam ranking ke 2 untuk tingkat kerawanan pemilu, yang menjadi sorotan adalah partisipasi masyarakat yang bisa saja menolak pemilu, namun lebih daripada itu masyarakat cenderung mempunyai satu suara untuk tidak memilih ataupun memilih paslon tertentu ditingkatan daerah karena satu dan lain hal. 

Politik kekeluargaan yang masih melekat sering berimbas pada eksistensi keluarga, mereka cenderung mengikuti pilihan keluarga besar dibandingkan pilihan sendiri.

Akibatnya keluarga tidak punya kemandirian akan pilihan politik, selain itu kemandirian politik tentu sangat penting, pemilih dalam keluarga sangat mempengaruhi masa depan. keluarga menjadi pemilih yang cukup besar pengaruhnya. Jika tidak ada kemandirian pilihan politik dalam keluarga maka masa depan tidak bisa direbut dan diperjuangkan karena politik kekeluargaan begitu kuat.

Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam negara yang menganut sistem demokrasi. Adanya partisipasi politik dari masyarakat merupakan salah satu bentuk implementasi dari sistem demokrasi. Di negara-negara demokrasi pada umumnya menganggap apabila lebih banyak partisipasi dari masyarakat maka akan lebih baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline