Lihat ke Halaman Asli

R.A. Vita Astuti

IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Sampai Jumpa

Diperbarui: 15 Agustus 2022   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by 42 North on Unsplash.com

Bulan penuh purnama dalam kelamnya malam
Menusuk kesepian dan jerit hati yang kau anggap pualam

Kau di mana? Daku selalu bertanya
Apakah sinar bulanku sama dengan punyamu? Lagakku berkata

Bulan dan denting gitarmu mengusik sunyi
Tapi kesunyian yang menghimpitku kau ciptakan sendiri

Satu lagi salahmu, pergi tanpa pamit
Diam tanpa jerit
Meninggalkan luka yang pahit

Tahukah kamu? Daku menghitung usiamu
Enam belas tahun lima bulan tiga minggu
Hidupku akan sama dengan umurmu
Tapi itu hanya rencanaku

Semua buyar karena seseorang menertawakan
Daku dipikir menyimpan cinta monyet yang rawan
Tujuh belasku dipestakannya dengan menawan
Dia bilang, tuh kan, kamu hanya memupuk khayalan

Dia sendiri sekarang pergi menjauh
Hanya ada kau di dekat daku bersauh

Tapi kau di mana? Daku bertanya lagi
Kesepian tidak mendekatkan hati
Kesunyian tidak menciptakan hepi
Datanglah ke mimpi
Supaya kita jumpa lagi

+++

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline