Lihat ke Halaman Asli

R.A. Vita Astuti

IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Pungguk

Diperbarui: 2 April 2022   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Vonecia Carswell dari unsplash.com

Ila perlahan memasuki ruang kantornya yang baru. Dia masih bekerja di perusahaan yang sama, perusahaan sepatu yang multinasional tapi dia dipromosikan ke satu lantai di atas sebelumnya. Ila hanya ingat ada satu teman yang dia kenal di lantai ini, Alin, selain itu semua baru.

Pagi-pagi dia sudah berusaha bangun lebih pagi. Berangkat lebih awal. Sarapan sambil jalan. Semua untuk datang ke kantor baru lebih dulu dari yang lain. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian dengan datang setelah yang lain. Tapi di ruangan besar itu sudah ada seseorang yang sudah sibuk bekerja.

"Ila, sudah datang? Wow, awal amat," suara renyah Alin yang sudah dia hubungi semalam menggema di ruang itu. Orang yang sudah datang tadi hanya mendongak sekilas lalu sibuk dengan entah apa di depannya.

"Aku ingin kasih impresi yang baik," bisik Ila.

"Ah, ga usah, kamu sudah cukup terkenal hebat di lantai ini. Gilak, juara desain dan juara favorit! Gampang banget boss kita menentukan kamu dipromosikan," seru Alin lagi. Alin lalu menoleh sekeliling dan berhenti pada orang yang sedang sibuk tadi.

 "Wah, kamu masih kalah sama Oza, dia lebih pagi," tiba-tiba Alin berubah berbisik. "Kamu tahu Oza, kan? Seluruh gedung tahu dia, apalagi lantai bawah, katanya lantai bawah suka cari alasan ke sini buat lihat dia."

Oza? Ila rasanya pernah mendengar nama itu. Apa dia alasan seluruh teman-temannya ikut kompetisi desain bulan lalu? Sebelumnya hadiah kompetisi cuma duit, tapi tahun ini adalah naik gaji dan masuk nominasi promosi ke lantai ini. Kemudian Ila teringat, salah satu kartu ucapan dari temannya adalah: 'selamat bertemu Oza tiap hari, jealous deh.'

Ila tidak pernah bermimpi bertemu Oza atau bahkan satu lantai dengannya. Dia tahu diri. Walaupun kerja di dunia fashion, Ila tidak terlalu memperhatikan penampilannya. Semua kalau nyaman dia pakai, entah merek apa. Lagian dia sayang sama duit, selalu hidup hemat dan sebulan sekali pun belum tentu dia beli baju baru. Dia tahu, Oza pasti melirik ke temannya yang lain.

"Hari ini ada perpindahan meja kerja, semoga aku dapat sampingnya Oza, hanya dia yang nggak pindah, sudah pindah sebulan lalu," kata Alin sambil berjingkat menuju mejanya di ujung lain dari lokasi Oza.

"Mejaku di mana?" Ila ikut-ikutan berbisik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline