Lihat ke Halaman Asli

R.A. Vita Astuti

IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Kalau Kuliah Berat, Biar Dilan Saja

Diperbarui: 28 Oktober 2021   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mahasiswa yang sedang mengalami masalah saat mengikuti ujian online. (DOK. PEXELS via kompas.com)

Sebagai dosen, saya merasa tidak enak ketika ada yang bilang stress karena kuliah. Tulisan ini tidak untuk membela diri tapi memberi wawasan yang seimbang bagi para pembaca.

Pasti dosen akan memberikan tantangan dan tugas sesuai standard minimal jenjang perguruan tinggi. Untuk Strata 1 atau Sarjana, capaian pembelajarannya mengikuti Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 6, yaitu:

  1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
  2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
  3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.
  4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

Semestinya bila mahasiswa sudah lulus SMA dan lolos masuk ke perguruan tinggi, dia bisa menghadapi kualifikasi tersebut secara minimal. Bahkan kalau melebihi dia akan mendapatkan hasil cum laude atau sangat memuaskan.

Umumnya memang begitu, walau bisa dipahami ada beberapa dosen yang mempunyai pemikiran yang berbeda dan menuntut lebih. Biasanya dosen ini disebut dosen killer. 

Buat saya, justru mahasiswa mendapat kekayaan paparan jenis dosen yang berbeda, dan biasa menghadapi tantangan kecil di masa kuliah.

Perlu dipahami juga bahwa satu kehidupan itu tidak hanya melulu kuliah. Mahasiswa juga mengikuti kegiatan non kuliah di kehidupan sosialnya dan dia juga berhubungan dan kontak dengan berbagai circle, atau lingkaran. 

Misalnya saja dia punya keluarga, saudara, teman, pasangan, ataupun mungkin kalau sudah menyambi kerja, dia mendapat teman kerja dan atasan.

Jadi bila mahasiswa bilang stress karena kuliah, sebenarnya kuliah bukan satu-satunya pemicu, bisa saja tumpukan dari masalah non-kuliah dan meledak ketika tuntutan kuliah muncul karena merupakan tanggung jawab besar dan wajib.

Beberapa faktor di bawah ini bisa dipertimbangkan:

1. Tekanan keluarga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline