Episode sebelumnya: Episode 1 - Episode 2 - Episode 3 - Episode 4 - Episode 5
Noam melihat Nika mengambil alat komunikasi seperti gagang telepon rumah tapi cukup besar dan tanpa kabel. Nika hanya menarik satu antene panjang sekitar 30 senti.
"Dari tadi aku tidak dapat sinyal di gunung ini, Nika mau ngapain, tuh?" tanya Noam kepada Nash yang masih menunduk memeriksa tetesan darah di dekat kakinya.
"Dia pakai telpon satelit, bukan sinyal operator biasanya," kata Nash tanpa melihat ke Nika. "Dia kan harus lapor ke Josh di setiap perkembangan yang ada, termasuk keberadaan kita di sini."
"Kita baru mendapat selongsong dan darah, tidak cukup," komentar Niel. "Hari juga semakin gelap. Kita lanjut atau mendirikan tenda?"
"Kita mendirikan tenda," jawab Nika sambil menyimpan telpon satelitnya ke ranselnya. "Kita dirikan tenda di dekat sini, ada tanah landai seharusnya. Sambil kita cari di pinggir danau, petunjuk selanjutnya. Josh mengatakan posisi kita sudah ada di dekat markas mafia yang buron itu. Kita harus lebih hati-hati."
"Jangan menyalakan api kalau begitu," kata Niel.
"Aku mau menyusur gua-gua di dekat sini, lihat di belakang itu kan tebing bebatuan, biasanya ada gua," kata Noam. "Siapa yang mau ikut aku? Tanpa senter tentunya."
Niel bergabung dengan Noam untuk memeriksa setiap gundukan batu dan tebing. Ada beberapa rerimbunan pohon yang harus mereka periksa juga. Supaya tidak menimbulkan suara berisik, mereka harus berhati-hati ketika melangkahkan kaki, tidak boleh menginjak daun-daun kering. Bebatuan menjadi alas pijakan mereka.
Nash dan Kari mendirikan dua tenda. Mereka akan bergantian berjaga jadi tidak dibutuhkan tenda banyak. Tidur, selalu pesan Nika kepada mereka.