Lihat ke Halaman Asli

R.A. Vita Astuti

IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

[6 Sekawan] #3 Imortal

Diperbarui: 24 Juli 2021   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tobias Mrzyk - unsplash.com

Episode 1 - Episode 2

Nika selalu mengingatkan pada anak buahnya bahwa kawanan seperti mereka hanya punya satu cara untuk memulihkan stamina. Tidur. Ya, tidur. Bukan makan, tapi istirahat dan tidur yang lelap. Lembur tidak masuk di kamus mereka. 

Namun Niel dan Noam baru bertemu setelah sekian lama berpisah. Mereka tidak bisa dicegah lagi untuk melayap, berkeliling kota di malam hari. Mereka meninggalkan rumah Nika setelah memastikan boss mereka tertidur lelap. 

"Nanti kita harus kembali ke rumah sebelum dia bangun," bisik Niel kepada Noam ketika dia perlahan mencoba menutup gerbang supaya tidak berderit. "Aku akan membuatkan sarapan kesukaannya. Jangan khawatir."

Berdua mereka langsung mengarah ke Alun-alun Kidul, itu kebiasaan mereka bila mengunjungi Jogja. Mencoba melewati dua beringin dengan menutup mata. Selama ini mereka tidak pernah gagal. Dengan langkah tegap dan percaya diri mereka berdua berjalan berdampingan dengan mata ditutup kain yang dibeli dari penjual di pinggir alun-alun.

"Wuah, cowok-cowok itu keren ya, berhasil melewati tengah dua beringin dengan lancar, lurus lagi," berbagai macam komentar dari penonton dan sesama peserta mereka dengar. 

"Mereka tentara apa, ya? Badannya bagus," ada suara cewek di kejauhan yang tetap bisa tertangkap pendengaran keduanya yang sangat tajam. "Tingginya sama lagi."

Ketika mendengar tepukan tangan yang menggema, berdua bersamaan berhenti berjalan dan melepas kain hitam di mata mereka. Mereka menoleh ke belakang dan melihat kedua pagar yang berisi beringin itu sudah sekitar seratus meter di belakang. Lalu mereka berpandangan dan tersenyum, tangan mereka membuat toss di angkasa.

"Yeah, tidak gagal lagi," seru Noam.

"Wuah, cakep sekali cowok-cowok itu," terdengar seruan dari kumpulan orang di depan mereka yang melihat wajah mereka ketika membuka kain penutup mata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline