Film Jepang "Rurouni Kenshin" yang baru-baru ini rilis ada 5 sekuel tepatnya. "Rurouni Kenshin" judul utamanya dengan sekuel Origins (2012), Kyoto Inferno (2014), The Legend Ends (2014), The Final (2021) dan The Beginning (2021). Tokoh utamanya Kenshin Himura, mantan legendaris samurai pembantai yang akhirnya bekerja untuk pemerintahan era Meiji yang dimulai tahun 1868.
Judul-judul sekuel itu mengingatkan saya pada novel yang bersekuel juga: "Tales of Otori". Kisah Klan Otori dengan tokoh utama Takeo Otori. Novel ini ditulis oleh Lian Hearn, orang Australia, dengan nama asli Gillian Rubinstein. Semua sekuelnya adalah Across the Nightingale Floor (2002), Grass for His Pillow (2003), Brilliance of the Moon (2004), The Harsh Cry of the Heron (2006), dan Heaven's Net is Wide (2007). Yang ada dalam kurung itu tahun terbitnya.
Kesamaan kisah Kenshin dan Takeo adalah caranya berkisahnya, dengan alur melingkar. Yang awal ternyata yang akhir dan yang akhir adalah awal cerita. Agak membingungkan ya?
Jadi kalau melihat kisah Kenshin, film pertama yang muncul berjudul Origins mengisahkan Kenshin yang menjadi samurai pengembara, menjauhi perkelahian dan memusuhi pembunuhan, ditandai dengan pedang dengan bilah/mata terbalik, yang tajam di belakang, yang depan tumpul.
Film terbarunya The Beginning, baru akan rilis akhir Juli 2021 nanti di Netflix, mengisahkan awal mula perubahannya dari pembantai menjadi pelindung. Alur ini bisa dibilang alur mundur. Film terakhir malah mengisahkan cerita awal. Jadi bisa dibilang tokoh-tokoh yang mati di empat film sebelumnya akan muncul sebagai manusia yang masih hidup. Salah satunya Tomoe, istri kenshin, yang di film Origins sudah dikisahkan meninggal 10 tahun sebelumnya. Flashback di seluruh film.
Bagaimana dengan kisah Takeo dalam novel Otori? Sama juga. Across the Nightingale Floor menceritakan pertemuan Takeo (usia 12 tahun) dengan Lord Shigeru yang akhirnya mengadopsinya. Sekuel novel terakhir Heaven's Net is Wide berisi kisah Lord Shigeru usia 12 tahun, saat itu Takeo baru lahir. Lalu novel ini berakhir dengan pertemuannya dengan Takeo - dua belas tahun kemudian. Yang artinya Lord Shigeru berusia 24 tahun. Kesamaannya bahkan di novel terakhir ini dikisahkan ayah Takeo masih hidup, padahal di novel pertama dia sudah mati.
Sangat mirip bukan, sekuel film Kenshin dan novel Takeo?
Hal ini membuat saya berpikir, apakah sekuel kisah Jepang beralur sama? Apa maknanya? Apakah film atau dongeng Jepang mengajarkan bahwa sejarah itu penting lalu harus diingat dengan selalu kembali ke masa lalu bila masa sekarang sudah bahagia?
Bagaimana dengan sekuel cerita Harry Potter? Berbeda sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H