Lihat ke Halaman Asli

R.A. Vita Astuti

IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Puisi | Musimmu, Musimku

Diperbarui: 30 April 2020   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dokpri, Lokasi: George Tindale Gardens, Melbourne

Di belahan bumi selatan, kulihat daun mulai menguning. Sang hijau mulai jenuh dengan pekatnya. Menguning untuk memerah. Memerah untuk mencoklat. Mencoklat untuk gugur, mati.

Di belahan bumi utara, kau masih punya harapan munculnya pucuk daun bahkan bunga. Batang coklat dan hitam mulai ceria ditemani hijau segar dan wangi bunga. Kadang daun lebih malu dan membiarkan bunga mendahului keluar.

Kita, di belahan bumi yang berbeda. Musim yang saling melawan. Warna kebun yang tak sama. Suhu yang kontras. Jenis baju yang tak akur.

Kau di musim semi, penuh harapan, penuh wacana. Semua rancangan kauukir. Kau siapkan susunan jam dan hari. Kau tunggu aku di sana.

Aku di musim gugur, kehilangan nada, kekurangan suara. Semakin memburuk, tak sebanding ketika awal kau yang kutolak. Aku sekarang yang terbuang, gugur, menggelap. Sepi. Dingin.

Hanya salam yang bisa kutiupkan, ke Seoul, dunia indah penuh makna dan cerita.

+++




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline