Lihat ke Halaman Asli

Perilaku Konselor : Berempati

Diperbarui: 6 Maret 2016   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empati berbeda dengan simpati. Simpatii bisa diatikan sebagai suatu perasaan peduli terhadap perasaan orang lain, namun simpati tidak sedalam empati.

Misalnya ketika seseorang tertimpa bencana pada tahun baru, kita bersimpati dengan menyatakan kesedihan. Hal ini akan menjadi empati yang sesungguhnya ketika kita tidak merayakan tahun baru dengan glamour dan foya-foya. Sebab, kita berusaha benar-benar memahami perasaan orang yang terkena bencana tersebut. Alangkah lebih baik lagi jika kita melakukan kerja nyata dengan memberikan bantuan.

Empati akan lebih powerful jika kita pernah mengalami hal yang sama, atau minimal orang terdekat kita yang pernah mengalaminya.

Ada beberapa cara agar kita mampu menghadirkan empati terhadap orang lain, antara lain:

a.       Menuliskan perasaan positif atau negatif

Apabila kita mengalami perasaan positif atau negatif, rekamlah dengan menulisnya dalam diary atau menulisnya di blog. Hal ini mengandung manfaat: kita bisa membuka kembali rekaman tersebut ketika orang mengalami hal yang sama, dan rekaman itu bisa berguna bagi orang lain yang membacanya ketika ia mengalami hal yang sama dapat sedikit membantu menguatkan mereka.

b.      Mendengarkan curhat

Biasakan mendengarkan curhat orang lain sampai selesai dan penuh perhatian. Semakin banyak mendengar cerita, masalah dan perasaan orang lain, maka perasaan kita akan semakin kaya. Akhirnya, kita semakin mengetahui cara memahami perasaan dan masalah orang lain.

c.       Membayangkan kejadian pada diri kita

Membayangkan sesuatu yang kita rasakan apabila mengalami perasaan atau kondisi yang sedang dialami orang lain. Dengan begitu akan muncul emosi yang sama, baik positif maupun negatif, entah itu marah, sedih, maupun gembira.

d.      Berhati-hati dalam ucapan dan perbuatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline