Lihat ke Halaman Asli

Mewujudkan Karakter Kepemimpinan Nasional pada Wajah Pemimpin Indonesia di Momentum Emas 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan Ragam budaya yang sudah semestinya dijaga dan dilestarikan. Karena, ditangan pemimpin yang amanah, sumber daya alam di negeri pertiwi ini, sudah barang tentu menjadi aset yang begitu berharga untuk mencapai kemakmuran bangsa dan tanah air Indonesia. Sejarah membuktikan, kekayaan Indonesia yang bak tanah surga tersebutlah yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa penjajah untuk mengeksploitasi negeri ini sejak ratusan tahun lamanya. Hingga 68 tahun silam Indonesia merdeka dan telah resmi menjadi Negara yang utuh berdiri dibawah kepemimpinan pribumi pun, tidak membuat bangsa-bangsa asing menyerah untuk mendapatkan kekayaan alam Indonesia. Terwujudnya kemerdekaan Indonesia 68 tahun silam, tak lepas dari peran para pemudanya beserta pemimpin nasional bangsa Indonesia. Presiden pertama republik Indonesia, Bung Karno pun telah membuktikan, dengan kecerdasannya, rasa nasionalismenya yang begitu menggebu, hingga loyalitas kepada bangsanya, dapat mengantarkan bangsa Indonesia yang baru saja menjemput kemerdekaannya menjadi bangsa yang disegani oleh penduduk dunia. Indonesia pasca merdeka, telah mengalami beberapa masa pergantian kepemimpinan dari era Soekarno hingga era Susilo Bambang Yudhoyono kini. Dan dari setiap masa kepemimpinannya, masing-masing pemimpin tersebut tentunya, memiliki karakteristik sendiri dalam membawa arah mencapai cita-cita masadepan bangsa ini. Namun sejak 68 tahun silam Indonesia menjemput kemerdekaannya, kemunculan pemimpin-pemimpin nasional ini rupanya masih jauh dari harapan masyarakat. Begitu pula kualitas kepemimpinan yang semakin redup realisasi janjinya, hal tersebut terbukti dengan banyaknya kemunculan tokoh-tokoh pemimpin  nasional yang tersangkut kasus di headline media massa. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno Sebuah kutipan pidato Bung Karno telah sedikit menyentil generasi masa kini, bahwa rupanya bangsa ini belumlah merdeka. Penjajahan bangsa-bangsa asing yang tamak tersebut semakin menjadi. Bukan lagi secara gamblang memperlakukan pribumi bak budak, namun perlahan mereka sedang menggoda pemimpin-pemimpin kita yang tengah duduk di puncak kekuasaannya, agar sedikit demi sedikit menyerahkan negeri secuil surga, Indonesia. Tak salah, kini bangsa Indonesia tengah bertempur dengan bangsanya sendiri, para pemimpin yang duduk di kursi kekuasaannya pun tengah berpegang erat terhadap ideologi agar tak mudah melepaskan tanah air ini. Namun dibalik semua itu, tak dapat dipungkiri, semakin hari, semakin banyak pemimpin kita yang tergelincir ke lembah kepentingan. Dampaknya, integritas pemimpin nasional, semakin tidak dipercayai oleh masyarakat. Keapatisan masyarakat akan pemimpinnya pun meningkat drastis. Rupanya, masyarakat mulai jengah dengan pemimpin-pemimpin yang selalu mengumbar janji tanpa realisasi, bahkan terbukti menggadaikan negeri sendiri. Banyak hal yang harus dibenahi dari karakter kepemimpinan negeri ini. Menilik sekilas karakteristik kepemimpinan yang kini mengakar dalam pemerintahan Indonesia, tak lagi dapat dipungkiri, jika kekuasaan, membuat mereka lupa akan janji-janjinya. Mereka bahkan tak dapat memberikan tauladan bagi rakyatnya. Belum lagi, latar belakang partai ataupun golongan pemimpin yang seringkali membentengi professionalisme mereka dengan pengotakan antar golongan. Kepemimpinan nasional yang ideal Krisis kepemimpinan nasional, tengah melanda bangsa Indonesia kini. 68 tahun kemerdekaannya, masyarakat begitu rindu akan sosok pemimpin yang ideal, untuk mewujudkan janji kemerdekaan Indonesia dan membawa energy baru negeri ini menuju masyarakat yang adil dan makmur. Momentum pesta demokrasi 2014 ini, merupakan waktu yang tepat bagi kita pemuda dan masyarakat Indonesia, berbicara dan memilah kembali karakter kepemimpinan nasional yang ideal. Pesta demokrasi yang akan dilangsungkan pada bulan april mendatang, merupakan momentum emas bagi siapapun masyarakat yang berharap akan re-reformasi bangsa ini. Re-reformasi kepemimpinan nasional menjadi harapan baru bagi masyarakat Indonesia di pemilu 2014 ini. Namun, seperti apakah karakteristik pemimpin nasional yang ideal untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa ini? A.Tauladan : Dengan memberikan tauladan sikap dan perilaku, tidaklah susah bagi seorang pemimpin untuk mengarahkan kemudi kepemimpinannya mencapai cita-cita bangsa Indonesia. Karena, sebagai pemegang kendali pemerintahan, pemimpin merupakan sosok yang begitu disorot setiap tindak tanduknya oleh masyarakat. Sehingga, masyarakat merupakan cerminan sosok pemimpinnya. B.Menantang Proses : Pemimpin merupakan sosok yang menjadi pelopor bagi masyarakatnya dalam memulai suatu hal-hal baru, menciptakan inovasi dan berproses sekalipun beresiko untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih baik untuk mewujudkan cita-cita bangsanya. C.Mengilhamkan wawasan bersama : Seorang pemimpin tentunya memiliki visi yang jauh kedepan untuk mendapatkan suatu capaian besar demi masyarakat yang dipimpinnya. Namun, pemimpin yang baik, tentunya senantiasa dapat melibatkan anggotanya pun masyarakatnya untuk dapat mengerti dan memahami langkah dan visi yang diciptakan pemimpin selayaknya seperti wawasan mereka sendiri. D.Melibatkan orang lain dalam bertindak : Dalam suatu teamwork, pemimpin merupakan orang yang dapat memegang kendali sekaligus dapat menjadi pendorong bagi anggotanya untuk dapat terlibat bertindak menuju sebuah visi bersama. E.Memahami kondisi : Seorang pemimpin yang ideal, tentunya dapat memahami kondisi masyarakatnya. Mengerti apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Ia mengenal betuul kondisi lingkungannya, keadaan masyarakatnya, sehingga tindakan yang dilakukan dapat tepat mengenai sasaran. Kepemimpinan nasional tentu tidak terlahir dengan sendirinya, namun merupakan sebuah potensi yang semestinya diasah bahkan sejak dini, sejak menjadi mahasiswa. Hal tersebut dapat terwujud melalui peran serta di organisasi pergerakan untuk melahirkan aktivis-aktivis bangsa yang nantinya dapat melahirkan sosok-sosok pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan nasional. Harapannya, kita sebagai pemuda yang berpendidikan dan sudah mengetahui apa-apa saja karakteristik kepemimpinan nasional. Oleh karenanya, di momentum pesta demokrasi 2014 ini, ada baiknya kriteria kepemimpinan nasional yg telah lebih jauh kita ketahui, menjadi tolak ukur kita untuk memilih calon pemimpin secara cerdas.

Yanna Uzlifa I Staff Kajian Strategis BEM UNS 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline