Makin terpojoknya posisi Abu Rizal Bakrie, Ketua Umum Golkar dalam kasus suap Gayus dan tudingan pengemplangan pajak tiga perusahaan Bakrie memunculkan paling tidak tiga skenario menyangkut masa depannya.. Pembelaan oleh kader2 partai serta upaya2 pengelolaan issu hingga hari ini tidak berjalan sesuai harapan kubu beringin. Skenario pertama, Abu Rizal Bakrie (ARB) sukses dibujuk mundur dari dunia politik oleh elit2 Golkar. Konsekuensinya pajak yang dikemplang harus dibayar, beserta dendanya tentu. Atas kesediaannya pensiun, perkaranya dianggap selesai. Dia diampuni secara politik begitu pula musnahlah peluang untuk mencalonkan diri sebagai capres nanti pada 2014. Posisi Ketua Umum Golkar sementara diserahkan kepada Akbar Tanjung, yang sekarang menjadi Penasehat Golkar. Bisa juga pada Sultan atau Surya Paloh. Konflik iinternal partai pada akhirnya bisa diredam hingga bisa mulai investasi politik demi pilpres 2014 . Kerja Setgab tidak terpengaruh, kerja sama dengan Partai Demokrat juga jalan terus. Diperlukan jiwa besar dan kenegarawanan hingga ARB bisa pada putusan ini. Skenario berikut, ABR ngotot menyangkal keterlibatannya dan melanjutkan ‘peperangan’. Media2 yang berada dalam pengaruhnya dll. kerja keras membela sang bos. Dipersepsikan ada kekuatan lain yang menjebak ARB dan menggiring perkara ini sehingga merugikan dan merusak nama Bakrie. Pada masyarakat ditaburkan persepsi seolah dalam perkara pajak ini kelompok perusahaan Bakrie dalam posisi tidak berdaya, seolah-olah Gayuslah yang menjadi pemeras dalam kasus ini. Kalau perlu dimunculkan issu2 baru untuk membuat gaduh dan membelokkan perhatian masyarakat. Sebisa mungkin KPK dihalang2i masuk mengambil alih kasus ini. Mereka menebar fuls sekaligus ancaman. Kalau diperlukan kirim somasi pada beberapa pihak yang mencoba memojokkan posisi ARB lebih lanjut. Sikap presiden-- yang lebih suka menghindari konflik elit politik dan mementingkan harmoni-- coba dimanfaatkan. Caranya antara lain dengan terus mengganggu SBY dengan ancaman-ancaman terselubung. Kerja sama PG dan PD terancam, bisa dikata Golkar tersandera oleh buntunya kasus ini. Meski Hasil akhir dari kegaduhan ini belum bisa diramlkan hasilnya, namun paling tidak kalau ternyata tanda2nya kubu ARB justru makin terpojokkan skenario pertama toh pada akhirnya bisa dipillih. Akan banyak korban tentu, sementara tidak diperlukan kenegarawanan dalam ARB memilih putusan ini. Skenario terakhir, aku tak kuasa menuliskannya karena begitu kejinya. Pembaca sendiri bisa membayangkannya seberapa kejinya hingga tak kuasa aku menuliskannya di sini. Dunia politik memang keji sekaligus kotor. Sementara para pendatang baru dunia poltik paska reformasi di negeri kita tak menunjukkan tanda-tanda akan mampu mengubahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H