Lihat ke Halaman Asli

Senioritas yang Menggila

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Senioritas, berasal dari kata senior, atau yang lebih tua. Bisa lebih tua atau lebih tinggi jabatannya. Biasanya kita mendapat kata senioritas sejak duduk di bangku SMP, saat MOS pertama kali diperkenalkan. Mulai menakutkan ketika SMA, bukan hanya tugas berat yang diberikan, tapi perpeloncoan yang ditujukan untuk memperkuat mental katanya juga diberikan. Bermacam - macam cerita tentang kesenioritasan bisa dengan mudah didapatkan ketika SMA. Kelas satu dipelonco, kelas dua menjajajh, kelas 3 jadi raja. Haha. Saya tersenyum geli menjelajahi masa - masa putih abu yang absurd. Iya, seabsurd kesenioritasan. Anak kelas satu, dengan baju ketat, rok agak mini, senyum manja,dan berhasil diantar pulang oleh anak kelas 2 atau kelas 3, dapat dipastikan esok harinya ia bakal dikerubung oleh macan* seniorita :p Ada yang bilang itu untuk melatih mental, tapi tidak banyak yang membantah bahwa kesenioritasan mereka karena balas denda, iri, dengki, dan ikut*an teman. Jujur, jaman SMA saya males untuk ikut*an seperti. Saya lebih suka "berladang" ehm..membrondong maksutnya. Tapi, kembali lagi kepada kesenioritasan. Anak - anak kelas 2 atau 3 gatal tangannya jika melihat cowok anak kelas 1 mengtarkan pulang si tuan putri yang sudah duduk di bangku kelas 2 atau 3. Maka, esoknya, pipinya akan berubah warna menjadi ungu kebiru - biruan. Aahh...semua - semua disenioritaskan. Belum kalau anak kelas satu udah masuk ke kantinyya anak kelas 3 dan membiarkan si senior tidak mendapatkan tempat duduk. Wahh.masuk kandang singa ibaratnya.

Memasuki bangku kuliah, bukan berarti senioritas menghilang, tapi menggila. Beberapa saat yang lalu, saya mendapat kabar bahwa Ketua Himpunan Mahasiswa Sebuah Jurusan DI Jogja di DO. bukan hanya dia, tapi ketua jurusan juga dicopot dari pangkatnya. Karena ada seorang mahassiswanya yang mneinggal ketika diadakan Makrab. Surpsising? Enggak! Liat aja IP*N, betulang kali dengan kasus yang sama. Yah...speerti itulah senioritas mahasiswa. Udah gede, jadi udah bisa main fisik. Kembali lagi si ke kita, dengan segala kesenioritas itu. Semoga si anak baru esok* bisa mengambil himah positif dari kesenioritasan *meski susah* dan tidak ada niatan untuk dengki, iri, ataupun balas dendam pada juniorny esok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline