Lihat ke Halaman Asli

Ancaman Keamanan Ekonomi Global: Peran Kelompok G-20 dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Global Akibat Covid-19

Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keamanan merupakan sebuah dasar kehidupan manusia karena pada dasarnya definisi keamanan sendiri merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala bentuk ancaman, bahaya, ketakutan dan kecemasan. Konsep dari keamanan menjadi konsep yang sering mengalami perubahan pemaknaan nya sesuai dengan interaksi sosial antar manusia pada perkembangan yang terus terjadi setiap masa.

Pasca perang dingin semenjak awal tahun 1990-an studi mengenai keamanan telah mengalami pergeseran. Dimana konsep keamanan Tradisional telah tergeserkan oleh konsep keamanan Non-Tradisional. 

Isu-isu keamanan non-tradisional sendiri terkenal akan cakupan nya yang terlentang luas dalam berbagai area yang berbeda-beda tetapi tetapi saling terkait dan terkadang overlapping. Seperti hal nya, ancaman keamanan ekonomi, keamanan regional, dan keamanan internasional atau global.

Pada akhir 2019, masyarakat dunia dihadapkan dengan bentuk ancaman baru yaitu dengan munculnya virus covid-19. Globalisasi yang menciptakan kemudahan bagi interkoneksi diantara batas-batas negara pun, menjadi pendukung dalam penyebaran virus Covid-19. Sehingga pandemik menjadi salah satu ancaman internasional.

Pandemi telah membuat masyarakat dunia berada dalam kondisi, ketakutan atau cemas, saling ketergantungan, yang bahkan memunculkan resiko pengambilan hutang luar negeri agar dapat membiayai upaya penanggulangan wabah covid-19. Sehingga harus diakui bahwa pandemi telah mengakibatkan hampir seluruh dunia mengalami pelemahan kekuatan.

Hal nyata dapat dilihat dari dampak pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial akibat pandemi sehingga berimbas pada permasalahan besar secara ekonomi, yang bukan saja hanya ditingkat nasional, tetapi permasalahan ini pun telah dirasakan secara global.

Dengan dihentikannya kegiatan ekonomi, terutama pada sektor industri telah membuat dirumahkannya para pekerja, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja. Dengan berhentinya kegiatan ekonomi perlahan akan memicu resesi ekonomi, dikarenakan berhentinya kegiatan produksi, penurunan nilai barang, jatuhnya harga komoditas terciptanya deflasi, hingga penurunan nilai mata uang.

Dikutip dari Antonius Purwanto (2021), sebagian dari negara maju juga terperangkap dalam resesi ekonomi yang cukup dalam. Begitu juga bagi negara berkembang, apalagi negara miskin. Pada masa pandemik ini, hanya beberapa negara di dunia yang masih dapat bertahan dan tumbuh dengan positif dalam menghadapi dampak pandemik covid-19 pada tahun 2020, yakni China (2,3%), Vietnam (2,9%), dan Taiwan (2,98%).

Setelah terpuruk akibat adanya pembatasan mobilitas wilayah dalam upaya penekanan penyebaran Covid-19. Pada tahun 2021 ini, negara-negara di dunia berharap mampu  untuk bangkit Kembali. Untuk itu, beragam kebijakan dikeluarkan dan kerjasama diantara negara-negara pun diselenggarakan agar kinerja ekonomi bisa Kembali pulih dan tumbuh positif mulai tahun ini.

Dalam penanganan dampak ekonomi, berbagai kebijakan diarahkan pada tiga prioritas, yaitu menyediakan dana bagi penanganan kesehatan, menyalurkan bantuan jaringan pengaman sosial, dan memberikan stimulus/dukungan ekonomi kepada dunia usaha.

Pada umumnya pemerintahan di setiap negara memberikan stimulus, baik melalui kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong aktivitas perekonomian, baik itu dikonsumsi atau pun investasi, dengan menggunakan bunga kredit perbankan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline