Lihat ke Halaman Asli

Dwi Puspita Ningrum

IG : @Alunauwie | www.alunauwie.com

Kurangi Ketergantungan Anak Terhadap Gawai dengan Permainan Tradisional

Diperbarui: 21 Desember 2018   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta bersama Pembicara dan Panitia dok panitia


Jakarta, 18 November 2018 -- Penggunaan Gadget pada era digital bukan hal yang tabu lagi, bahkan menjadi suatu kebutuhan yang primer saat ini. Anak -- anak usia dini pun telah diperkenalkan dengan gadget oleh para orang tuanya sejak dini. Terlihat pada kondisi masyarakat saat ini, jika kita perhatikan di tempat umum akan banyak ditemukan anak usia dini yang lebih senang menyantap makanannya sambil menonton video yang disukainya dari gadget orang tuanya. Selain itu demam tiktok pada kalangan anak yang belakangan marak menjadi salah satu indikasi tingginya ketergantungan anak terhadap gadget.

Berdasarkan hal tersebut, Program Studi Public Relations, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana  bermaksud untuk mengadakan kegiatan Penyuluhan Dampak dan Cara Mengatasi Penggunaan Gadget pada Generasi Alpha dalam upaya menanamkan pemahaman mengenai penggunaan gadget secara bijak pada anak dan mewujudkan generasi yang memiliki nilai-nilai serta budaya bangsa. Para mahasiswi Universitas Mercu Buana yang tergabung dalam komunitas Nyala Aksi mengadakan kegiatan tersebut di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Jakpro Asri, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara. Acara ini dihadiri oleh dua pembicara yaitu Dr. Selviana, M. Si sebagai psikolog dan Aghnina Wahdini sebagai Project Director Traditional Games Return (TGR) Community.

 "Kegiatan kepedulian terhadap masyarakat ini diharapkan bisa membawa dampak positif terhadap masyarakat, khususnya anak-anak yang sudah addicted dengan gadget" Begitu pesan yang disampaikan oleh Ibu Dr. Suraya, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah KPN di Universitas Mercu Buana Menteng. Dalam kegiatan ini, Dr. Selviana sebagai psikolog membahas dampak penggunaan gadget pada anak dari sisi psikologi dan menyampaikan cara penggunaan gadget yang bijak untuk anak usia dini. Selain itu, Aghnina Wahdini yang tergabung dalam komunitas TGR dimana berfokus pada pelestarian permainan tradisional Indonesia, membahas mengenai permainan tradisional sebagai alternatif kegiatan bagi anak dan sebagai sarana untuk memperkenalkan kembali budaya Indonesia kepada anak.

Panitia (berbaju hitam), Aghnina (merah), dan Dr. Selviana (abu-abu) dok panitia


"Gadget merupakan hal yang lazim digunakan saat ini dan bahkan menjadi kebutuhan primer pada era digital ini. Tidak menutup kemungkinan seorang anak, terutama para generasi alpha, akan ketergantungan dengan gadget tersebut. Sehingga perlu peran serta orang tua untuk dapat secara bijak membimbing anak dalam penggunaan gadget." Kata Dr. Selviana kepada para orang tua dalam mengingatkan pentingnya peran orang tua. Peran orang tua dalam hal ini adalah kita harus berani tegas dalam menetapkan aturan terkait memberikan gadget pada anak. Meski anak mengeluh dengan berbagai macam alasan, orang tua harus tetap kuat menerapkan aturan tersebut.

Selain itu pula, Aghninia, Project Director Traditional Games Return yang menjadi salah satu pembicara menyampaikan, "Permainan tradisional dapat menjadi alternatif solusi untuk mengalihkan perhatian anak terhadap gadgetnya sejenak" 

Relawan TGR bersama Mahasiswa Universitas Mercu Buana dok panitia

Dalam kegiatan ini pula dilakukan simulasi permainan tradisional dengan anak bersama dengan para relawan dari TGR Community

Diharapkan dari kegiatan ini, tingkat kepedulian orang tua terhadap penggunaan gadget akan meningkat dan dapat menerapkan penggunaan gadget yang bijak terhadap anak mereka terutama yang berada di usia dini. Selain itu, diharapkan dengan pengenalan permainan tradisional kepada anak, dapat membangun ketertarikan mereka untuk bermain di luar bersama dengan anak seumurnya. Diharapkan pula dengan pengenalan permainan tradisional ini, permainan tradisional Indonesia akan terlestarikan dan tidak punah dari budaya Indonesia.

Tentang Nyala Aksi

Nyala Aksi adalah sebuah kelompok gabungan Mahasiswa dari Universitas Mercu Buana Kelas Karyawan yang bekerja sama dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Dimulai dengan kepedulian kami terhadap generasi muda terlebih anak-anak usia dibawah 12 tahun yang seakan kehilangan masa "kanak-kanak"nya akibat kemajuan teknologi. Nyala Aksi meyakini bahwa permainan tradisional anak yang dulu kami alami tak akan mudah tergantikan oleh perkembangan permainan yang berbasis teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline