Lihat ke Halaman Asli

Merencanakan Biaya Pendidikan Anak Sejak Dini

Diperbarui: 31 Oktober 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Dhia, nanti kalau sudah besar, inginnya mau jadi apa?”

“Dokter.”

Beberapa waktu kemudian saya bertanya lagi, Dhia nanti kalau sudah besar, cita-citanya mau jadi apa?

“Dokter.” jawab anak itu polos.

Begitulah jawaban yang terlontar dari mulut mungil anak perempuan berusia enam tahun itu. Keinginannya nanti saat sudah besar adalah menjadi dokter.

Anak kecil, biasanya, saat ditanya cita-citanya akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Kemarin ingin jadi insyinyur, hari ini ingin jadi presiden, besok ingin jadi guru, dan lusa ingin jadi dokter. Tapi ini, Dhia mah jawabannya konsisten. Selalu saja sama, DOKTER.

Jawaban itu membuat saya terharu sekaligus deg-degan juga. Terharu karena tahu alasan Dhia menjadi seorang dokter itu karena mau menolong orang sakit. Deg-degan karena seperti yang kita ketahui, kuliah kedokteran itu biayanya tidak sedikit. Dan sampai saat ini, Fakultas Kedokteran masih menjadi fakultas yang paling mahal di Indonesia.

Menyekolahkan anak setinggi-tingginya adalah impian atau cita-cita setiap orang tua. Tapi tak jarang yang hanya menjadi cita-cita yang menggantung dan tak pernah terwujud karena keterbatasan dana untuk biaya ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah).

Zaman sekarang saja, kuliah sudah sangat banyak biayanya, apalagi nanti pas waktunya anak-anak saya. Mengutip penelitian dari ZAP Finance, biaya pendidikan di Indonesia rata-rata mengalami kenaikan 10% hingga 20% per tahun melebihi kenaikan properti dan gaji pegawai. Kalau sekarang anak sulung saya berusia enam tahun dan masih sekolah TK, perkiraan dia kuliah adalah duabelas tahun lagi dengan waktu sekolah normal ( anak tidak tinggal kelas ataupun mengikuti akselerasi). Bisa dibayangkan ,kan berapa besar biaya yang akan kami keluarkan nanti.

Dana pendidikan yang begitu besar, kalau saya bayangkan sekarang sebagai ibu rumah tangga yang nyambi bisnis kecil-kecilan dan suami yang bekerja sebagai pegawai, rasanya masih menjadi misteri. Bisa nggak, bisa nggak, bisa nggak?  Tapi, di dunia ini segala kemungkinan bisa terjadi. Asal ada doa, dan usaha.

Ini usaha yang bisa saya lakukan untuk mempersiapkan biaya pendidikan untuk anak-anak saya :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline