Data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, menyebutkan bahwa hipertensi dengan komplikasi menjadi penyebab kematian nomor lima pada semua usia. Berdasarkan hal itu, hipertensi sudah menjadi momok yang seharusnya orang waspada terhadap kemungkinan mendapatkan penyakit itu cuma-cuma. Terlebih hipertensi tergolong salah satu silent killer di mana biasanya tidak ditemukan gejala pada penderitanya. Mengapa bisa begitu? Bisa, sebab hipertensi tergolong kondisi tekanan darah tinggi di mana tekanan darah pada dinding arteri meningkat. Tekanan darah sistolik pada penderita ≥ 140 mmHg, sementara tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Who mencatat satu miliar orang menderita hipertensi pada 2011, dua pertiga di antaranya berada di negara berkembang, Indonesia termasuk. Riset Kesehatan Dasar 2013 pun menemukan data prevelensi hipertensi pada penduduk dari 34 provinsi di Indonesia hanya Provinsi Papua yang bebas hipertensi. Bberapa faktor risiko yang dapat dilakukan untuk menghindari hipertensi, yaitu diet tinggi serat, konsumsi garam cukup (kurang dari satu sendok teh per hari), konsumsi gula empat sendok teh sehari, pertahankan berat badan ideal, oolahraga teratur (jalan kaki 30-45 menit per hari, dan konsumsi alkohol (JNC VII, 2013).
Kementerian Kesehatan RI bersama Direktur Jenderal Pencegahan & Pengendalian Penyakit (P2P), dr H Mohamad Subuh, MPPM; Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM), dr Lily S Sulistyowati, MM; tech. Advisor of NCD, WHO Representative of Indonesia, Mr Shared Adikary; President Elect PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Dr dr Ismoyo Sunu SpJP (K), FIHA, FICA; dan Perhimpunan Dokter Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) pada Hari Hipertensi Sedunia 2016, 17 Mei 2016, menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan menghindari stres. Selain itu, masyarakat harus rutin cek tekanan darah ke puskesmas, rumah sakit, atau lembaga kesehatan terdekat agar dapat terdeteksi, sehingga mendapat penanganan cepat tanpa menunggu gejala hipertensi tahap lebih akut. Sebab penyembuhan pada saat penyakit berada pada level akut, akan lebih lama. Selamat hari hipertensi sedunia. Jaga kesehatan ya. (Uwan Urwan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H