Lihat ke Halaman Asli

Ngomongin Seni dan Budaya

hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Puisi | Berderap

Diperbarui: 21 Januari 2019   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)

(Uwan Urwan)

Buatku itu sudah cukup. 

Ya, tanda. 

Seperti harapku tuk dekap, yang hanya jadi mimpi singkat. 

Namun jika memang genggaman itu tak akan pernah bisa satu, biarlah itu tetap berjarak bagai rindu yang selalu usik. 

Kuterima segala persembahan langit meski kaki tak mampu lagi berderap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline