Lihat ke Halaman Asli

Uwais AlQarni

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Benarkah Manusia di Nusantara "Cenderung" Lebih Malas Dibanding Manusia Lainnya?

Diperbarui: 19 Januari 2023   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah kalian pernah menemukan atau membaca kalimat yang menyebutkan bahwa "Manusia di Nusantara cenderung lebih malas daripada manusia lainnya"? sekilas mungkin terdapat pro dan kontra tetapi memang ada benarnya juga. Bagaimana bisa?

Oke, kita mulai pembahasan ini dari keuntungan-keuntungan yang dimiliki Nusantara yakni berada di kawasan khatulistiwa. Kita sadar bahwa Negara yang berada di sekitar garis khatulistiwa memiliki banyak keuntungan baik dari factor cuaca dan sumber pangan. Cuaca disekitar garis khatulistiwa dapat terbilang normal dengan dua musim yakni musim panas dan musim penghujan. 

Hal tersebut membuat berbagai macam tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena mendapatkan panas matahari dan air yang cukup. Tak heran jika di sekitar garis khatulistiwa berbagai macam tumbuhan dapat tumbuh dengan mudah dan subur. Dengan keuntungan tersebut, sumber pangan yang ada di Nusantara sangat melimpah mulai dari buah-buahan, sayuran, dan sebagainya.

Keuntungan lain yang dimiliki Nusantara adalah banyaknya gunung dan sumber daya yang terkandung di perairan. Banyaknya gunung berapi di Nusantara memang memiliki kerugian dan keuntungan. Kerugiannya jelas membuat banyak bencana alam gunung meletus. 

Tetapi keuntungannya juga sangat besar yakni tanah yang ada di sekitar gunung adalah tanah yang subur dan dapat ditanami oleh berbagai tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Belum lagi dengan sumber daya yang terkandung di perairan seperti di laut. Banyak sekali sumber daya alam seperti ikan dan sumber daya yang lain yang dapat dimanfaatkan oleh manusia baik untuk dikonsumsi maupun untuk keperluan yang lainnya.

Lalu, korelasi antara berbagai macam kuntungan yang ada di Nusnatara dengan kalimat yang menyebutkan bahwa "Manusia di Nusantara cenderung lebih malas daripada manusia lainnya" sebenarnya terletak pada usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedikit kilas balik bahwa bangsa di Nusantara pernah dijajah oleh bangsa eropa yang kedatangan awalnya bertujuan untuk mendapatkan rempah-rempah yang salah satu tujuannya agar dapat menjadi pengahangat tubuh ketika musim dingin di eropa.

Bayangkan saja, mereka rela mengahbiskan berbulan-bulan berlayar hanya untuk mendapatkan rempah-rempah yang sulit mereka dapatkan di eropa karena tidak mendukungnya cuaca dan tanah sehingga sulit untuk menanam rempah-rempah tersebut. Sedangkan manusia di Nusantara dapat dengan mudah mendapatkan rempah-rempah tersebut yang mungkin tinggal mengambil di hutan atau di laut tanpa harus membeli kapal terlebih dahulu kemudian menghabiskan berbulan-bulan berlayar di lautan.

Hal itu juga yang mungkin menyebabkan masyarakat yang jauh dari khatulistiwa memiliki effort yang lebih untuk mendapatkan sesuatu dibandingkan masyarakat di sekitaran khatulistiwa.

Namun apakah statement diatas masih relevan hngga saat ini? Tentunya perlu dikaji lebih dalam lagi. Hal ini dikarenakan saat ini adalah zaman kemajuan teknologi yang dengan perkembangan pesatnya dapat memudahkan kegiatan manusia yang seharusnya perkembangan teknologi tersebut juga dapat membuat manusia berinovasi atas apa yang tersedia di alam. Secara sederhana, sumber daya alam yang tersedia dapat diolah terlebih dahulu menjadi sesuatu yang lebih bernilai.

Jadi kesimpulannya adalah manusia di Nusantara cenderung lebih malas apabila mereka tidak mau untuk berinovasi padahal sumber daya alam atau hal yang bisa bermanfaat lainnya di Nusantara sangat mendukung untuk bersaing dengan manusia dari berbagai belahan bumi lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline