Lihat ke Halaman Asli

uuznuruzzaman

Mahasiswi UIN SMH Banten

Menutup Mata

Diperbarui: 17 Desember 2024   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poto Senja di Kampung Halaman

Ketika hujan turun di pagi hari terdengar gemericiknya di sambut suara katak yang saling beriringan yang menciptakan sebuah melodi alam yang indah dan tak ternilai, menyambut ku ketika masuk ke kampung halaman ku aku tak tahu mengapa hembusan angin yang menyentuh kulit tak terlihat namaun terasa dingin dan segar membuat diriku senantiasa tenang dan rasa tidak ingin kembali lagi ke kota

Kampung halaman ku terletak di dua bukit kecil hanyalah kampung yang terpencil dan terkurung oleh hamparan hijau yang terlihat segar yaitu hutan dan persawahan yang begitu luas tiada tara,  ketika aku duduk di atas pohon maka terlihatlah begitu kecilnya Rumah-rumah penduduk, yang tersusun rapi di setiap sisi jalan yang berkelok-kelok suasana kampung halaman ku yang membuatku tenang dan nyaman terasa nyata di tempat ini

Di pagi hari, hembusan angin tenang yang meniup daun kering yang saling beradu dan suara-suara burung yang membuat alunan musik alam terasa indah dan juga menenangkan hati. Sebagian penduduk yang bertani sibuk menggarap sawah-sawah dan anak-anak berlarian riang bermain di pinggir jalan setapak kampung. Aroma nasi yang dimasak dengan kayu bakar di belakang Rumah-rumah penduduk terasa sangat harum semerbak yang mengunggah selera.

Kehidupan masyarakat di kampung halaman ku cukup tradisional mereka hidup berdampingan dan saling membantu tanpa pamrih dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang sudah diyakini dan saling gotong royong dan toleransi setiap masyarakat sudah tidak asing lagi di sini. Setiap hari mereka selalu bekerja keras terutama dalam bidang pertanian untuk menghidupi semua kebutuhan keluarganya dan menjaga kelestarian alam sudah menjadi tanggung jawab tersendiri.

Poto di Atas Bukit 

Sore hari pun tiba ketika diriku di atas bukit aku melihat matahari terbenam menciptakan satu warna jingga bercampur kan merah yang begitu indah. Dan hembusan angin tenang di atas bukit begitu terasa nyaman tiada tara dan tiada banding diiringi suara jangkrik yang berbunyi dan suara katak yang saling beriringan menghasilkan harmoni alam yang indah, tiba-tiba waktu terasa berhenti dan diriku merasakan kenyamanan sehingga lupa akan datangnya malam.

Kampung masa kecil ku, bagaikan pelukan hangat dari ibu tak ingin terlepas dari kampung ini, karena begitu nyaman dan tentram aku merasa betapa indahnya hidup sederhana.

Apabila kita ingin melihat hal yang ada di dalam teks ini maka syukurlah kampaung halaman mu ingatlah hal-hal yang baik maka tempatmu saat ini adalah tempat terbaik untukmu namun kamu belum menyadarinya sampai saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline