Lihat ke Halaman Asli

Jangan Salah Paham Menafsirkan Bimbingan

Diperbarui: 10 Juni 2016   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesalahpahaman merupakan hal yang wajar dalam memahami sesuatu, meskipun salah paham itu hal sepele namun bisa menimbulkan kerusakan. Agar tidak sampai terjadi hal demikian kita harus selalu berpikir positif.

Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit berbagi tentang hal “kekeliruan dalam menafsirkan arti bimbingan”. Kenapa bisa???........

Ini dia alasannya...

Kita hendaknya menghindari pengertian-pengertian bimbingan yang keliru, yang banyak terdapat pada orang-orang awam bahkan pada guru-guru atau petugas kependidikan lainnya, kekeliruan-kekeliruan tersebut diantaranya:

a.    Bimbingan identik dengan pendidikan. Pengertian ini keliru, karena bimbingan hanya merupakan salah satu bagian terpadu dari pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal, sesuai dengan apa yang diinginkan.

b.    Bimbingan hanya untuk siswa-siswa yang salah suai (maladjusted/yang tak dapat menyesuaikan diri). Pengertian ini juga keliru, karena bimbingan di sekolah diperuntukkan bagi semua murid secara menyeluruh dan merata. Tidak benar bahwa murid-murid yang salah suai didahulukan dalam pelayanan. Sebab kekurangan waktu dan sarana lainnya menyebabkan sekolah tertentu hanya memusatkan pelaksanaan bimbingan itu bagi murid-murid yang salah suai saja.

c.     Bimbingan berarti bimbingan jabatan/pekerjaan. Bimbingan tidak hanya ditujukan untuk membantu murid dalam menentukan atau memilih jabatan/pekerjaan. Bimbingan harus diselenggarakan dalam segala dan keseluruhan aspek pribadi individu, termasuk aspek fisik, mental, sosial, pribadi serta aspek akademiknya.

d.   Bimbingan diperuntukkan bagi murid sekolah lanjutan. Banyaknya masalah yang timbul pada masa remaja menyebabkan kekeliruan semacam ini. Memang benar bahwa sekolah lanjutan dihuni oleh murid-murid yang berada dalam masa remaja. Akan tetapi tidak benar bahwa bimbingan hanya diperuntukkan bagi murid sekolah lanjutan saja. Bimbingan diperuntukkan bagi anak-anak, remaja dan segala masa perkembangan, karena masalah itu akan terasa dalam masa perkembangan manapun juga.

e.    Bimbingan adalah usaha untuk memberikan nasehat. Bimbingan bukan berarti memberikan nasehat pada seseorang. Dalam memberikan nasehat, kecuali peranan nasehat sangat menonjol dan dominan, bagaimanapun ada suatu unsur “pemaksaan” bagaimanapun kecilnya unsur tersebut. Bimbingan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada individu untuk mencapai pemahaman diri dan tidak terdapat unsur paksaan bagi individu yang bersangkutan.

f.     Bimbingan menghendaki kepatuhan dalam tingkah laku. Yang dikehendaki sebagai hasil bimbingan bukanlah kepatuhan, melainkan penyesuaian diri. Sangatlah keliru apabila seseorang mempersamakan kepatuhan dan penyesuaian diri.

g.    Bimbingan adalah tugas para ahli. Dalam penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan khusus, yang membutuhkan keahlian tertentu, sekolah memerlukan para ahli di bidangnya masing-masing. Akan tetapi tidak semua tugas bimbingan harus dilaksanakan oleh ahli. Dalam hal tertentu, kadang-kadang peranan guru lebih menonjol dibandingkan dengan para ahli, terutama dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar, di mana guru sangat dekat dengan murid.(Yusuf, Syamsu, A. Juntika Nurihsan, "Landasan Bimbingan dan Konseling," 2008, hal. 24-26, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline