Lihat ke Halaman Asli

Utin Diana Permata Sari

Universitas Tanjungpura

Kisah Kehidupan dan Dampak Bantuan Sosial pada Seseorang Nenek di Sebuah Desa Parit Mayor

Diperbarui: 15 April 2024   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Milik Pribadi

Pada tanggal 02 Maret 2024 telah dilakukan wawancara dan observasi di sebuah desa di Pontianak terdapat Nenek Mas’ha merupakan wanita paruh baya yang berusia 65 tahun yang tinggal di Desa Parit Mayor, Kecamatan Pontianak Timur. Beliau sekarang tinggal hanya sendiri di rumahnya dikarenakan suaminya telah lama meninggal dunia.

Nenek Mas’ha memiliki dua orang anak laki-laki yang sudah menikah. Kedua anaknya tinggal bersama istri mereka, sehingga tidak lagi tinggal serumah dengan beliau. Riwayat pendidikan Nenek Mas’ha beliau bersekolah sampai kelas 3 SD saja.

Sehari-hari Nenek Mas’ha tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan sendiri jadi hanya uang yang diberikan dari anaknya saja untuk kehidupannya. Nenek sehari-hari melakukan keseharian dirumah seorang diri untuk mencuci, menjemur pakaian, serta membersihkan rumah. Namun walaupun seperti itu anak dan menantu beliau sehari-hari memasakan makanan dan membawakan ke beliau dan juga memberi uang disetiap bulannya.

Sekarang Nenek Mas’ha sedang menerima Bantuan Sosial (BanSos) dalam bentuk Bedah Rumah dan BPNT (Bantuan Pangan Non- Tunai) yaitu bantuan berupa Beras di tahun sebelumnya tetapi ditahun ini diubah menjadi uang tunai sebesar Rp. 400.000 (empat ratus ribu rupiah) Per 2 bulan diterima oleh Nenek Mas’ha untuk kebutuhan sehari-hari.

Gambar Milik Pribadi

Dengan bantuan tersebut, Nenek berkata “sejak mendapat bantuan sosial ini sangatlah membantu saya dikarenakan saya tinggal sendirian di rumah ini. Dulu rumah ini tidak layak huni tetapi saya mendapatkan bantuan bedah rumah di tahun 2023 saya bersyukur sudah membuat rumah saya sudah terlihat layak huni dan untuk masalah ekonomi saya dikarenakan harga bahan pangan pokok yang semakin menaik sekarang Bantuan Sosial ini sangat membantu saya”.

Dan untuk kesehatan untuk para lansia di gang tersebut memiliki bantuan dari pemerintah untuk warga yang sudah lansia berupa pengecekan satu bulan sekali dipuskesmas terdekat secara rutin dan gratis, tidak hanya lansia untuk anak sekolah dan ibu hamil juga terdapat bantuan pengecekan kesehatan secara gratis.

Rumah Nenek Mas’ha berukuran panjang 25 meter, lebar 6 meter dengan luas tanah yang sama dengan luas rumahnya dengan status rumah sendiri. Dinding rumah Nenek terbuat dari tembok serta lantai rumahnya terbuat dari keramik tetapi dibagian belakang terdapat lantai terbuat dari kayu yaitu bagian wc dan tempat mandi Nenek dan atap terbuat dari seng dengan kondisi di belakang tidak mempunyai atap dan bagian dindingnya dari seng untuk menutupi setengah saja.

Sumber air minum Nenek Mas’ha untuk sehari-hari yaitu air yang di masak dari air hujan dengan sumber air untuk mandi itu dari air PAM atau Ledeng, bahan bakar beliau menggunakan kompor gas selain itu untuk penerangan dirumah Nenek Mas’ha menggunakan lampu listrik yang menumpang kepada tetangganya.

Rumah tersebut hanya memiliki satu ruangan saja yaitu hanya kamar Nenek saja karena beliau tinggal sendirian dirumah tersebut. Ruangan tersebut adalah kamar pada bagian depan biasa digunakan sebagai tempat untuk istirahat siang dan malam hari.

Suasana lingkungan disekitar rumah Nenek terbilang ramai karna rumah-rumah warga sangat dekat dan jarak antar rumah kerumah disekitar rumah Nenek Mas’ha kurang lebih hanya 2 meter. Rumah-rumah masyarakat berada di pinggir jalan dan ada juga terdapat dibelakang rumah warga yang lainnya. Keadaan lingkungan sekitar tidak tampak kumuh dan masih terlihat bersih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline