Lihat ke Halaman Asli

Serenade Hati untuk Ayah

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


ayah,
rahasia dalam katakata yang terhidang di cermin hidup, adalah definisi yang ku jabarkan dua sisi,
biru terkadang abu
adalah perjalanan yang ditaburi kerikil
sedang kita adalah mahlukNya, lalu bukankah tiada yang lebih indah dari SkenarioNya?

ayah,
sebentar lagi gerbang hidup sebenarnya
baru akan terbuka bagi anakmu, lika liku sudah pasti tercipta, sudah pasti mengayuh bahtera, dan masa itu tiada lagi bentangan layar yang disiapkan olehmu,
ada gaduh yang tersembunyi dalam hati ini, ketika buliran bening itu tertumpah dalam kerut kerut wajahmu,

maafkan anakmu ayah,
rentang waktu yang kita habiskan bersama belum mampu mengembalikan senyum di bibirmu yang coklat, belum mampu menghapus peluh yang mengering di dahimu,belum mampu mengelus tanganmu ketika gejolak sedang ada bersamamu
betapa masih seperti balita saja anakmu ini ayah,
suatu saat anakmu akan menjadi sepertimu, dan rahasia yang tersaji dalam cermin itu, adalah kesadaran,kedewasaan,dan pilihan,

ayah,
cukup bagiku,dalam satu helaan nafas untuk berkata bahwa engkau adalah yang sempurna bagi kami,

ayah,
bila bulir bening itu melintasi pipi mu,betapa perih nya yang aku rasakan,
betapa kasih sayang itu lebih besar kau semai bagiku;anakmu,

ayah,
aku mencintaimu melebihi waktu yang tercipta
seperti bunda,seperti bunda dengan seribu wangi cintanya,

29.03.2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline