Lihat ke Halaman Asli

Utari ninghadiyati

Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Hati-hati dengan Sampahmu

Diperbarui: 1 Mei 2024   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dompet dari kantung plastik (dok. Pribadi).

Sampah sesungguhnya tanggung jawab setiap individu. Menyimpan sampah kecil dan membuangnya ke tempat sampah merupakan langkah tepat. Membuangnya begitu saja di sembarang tempat, meski selembar pembungkus nasi berwarna putih, dapat mencelakai orang lain. Jangan sampai ada ungkapan baru, jatuh terpeleset kertas pembungkus nasi bukan kulit pisang.

Sebuah grup WA ramai membahas kabar yang diunggah seorang anggotanya. Ibu itu menceritakan kegundahannya melepas ananda kembali ke tempatnya menimba ilmu. Penyebabnya, ananda terkena musibah saat memasuki stasiun. Dia terpeleset selembar kertas pembungkus nasi berwarna putih. Akibatnya kakinya mengalami cedera. Walau demikian sang mahasiswi memutuskan melanjutkan perjalanan karena harus kembali belajar.

Sebagai seorang Ibu, saya mengerti apa yang dirasakan sang Ibu. Sungguh berat membiarkan seorang anak pergi dalam keadaan tak sehat. Disisi lain merasa prihatin dengan kondisi lingkungan yang masih kotor. Rasanya tidak sulit untuk berjalan sebentar menuju tempat sampah dan meletakkan sampah pada tempatnya. Tetapi, mengapa rasanya berat sekali. 

Ubah Diri Sendiri

Sebuah pekerjaan berat untuk meminta orang lain mengubah kebiasaannya. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan jumlah timbulan sampah di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan pada tahun 2023 mencapai 67.080 ton per hari. Baru 135.26 ton per hari sampah yang terangkut ke TPU. Masih banyak sampah yang belum terangkut. Bahkan masih ada warga yang membuang sampahnya ke tepi jalan.

Upaya mengatasi hal tersebut Pemerintah Kota Banjarbaru menerbitkan Perwali Kota Banjarbaru No. 32 Tahun 2018 tentang Kebijakan pengelolaan sampah rumah tangga. Untuk mengingatkan warga, tak kurang banyak spanduk dan pengumuman yang berisi seruan untuk membuang sampah pada tempatnya. Sayangnya seruan itu seperti tak bermakna. Lantas apa yang harus dilakukan?

Mulailah melakukan perubahan dari diri sendiri. Setidaknya prinsip ini yang saya serukan pada diri sendiri dan keluarga. Setiap bepergian atau berwisata, jika saya kesulitan membuang sampah, sampah tersebut akan dibawa pulang. Langkah kecil ini merupakan upaya menjaga lingkungan dari limbah domestik.

Memilah Sampah

Bagaimana nasib-nasib sampah yang ada di rumah? Tentu saja masing-masing sampah memiliki tempat tersendiri. Saya sengaja menaruh sebuah kardus besar di dekat meja kompor untuk menampung botol plastik bekas. Nanti botol-botol ini saya berikan pada petugas pengumpul sampah.

Lain halnya dengan sampah kertas. Jenisnya ada 3, kardus, rak telur, dan kertas. Kardus-kardus akan saya kumpulkan dalam sebuah wadah besar. Jika jumlahnya sudah cukup banyak, saya dapat memanggil pengumpul kardus yang akan membeli tumpukan tersebut. Demikian juga dengan rak telur, bedanya sampah ini akan saya antar sendiri ke agen telur untuk digunakan kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline