Lihat ke Halaman Asli

Utari ninghadiyati

Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Memorabilia di Kevin Cafe Banjarbaru

Diperbarui: 1 Januari 2024   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu koleksi di Kevin Cafe (dok. Pribadi).

Letak Kevin Cafe tidak terlalu jauh dari rumah. Tempatnya di tepi jalan. Di kiri dan kanannya terdapat toko dan warung yang menjual makanan. Cafe ini tempat yang asyik buat ngobrol karena luas dan tatanannya yang tidak biasa.

Akhir tahun lalu saya setuju untuk menghadiri bincang akhir tahun yang diadakan oleh teman-teman yang bergiat dibidang lingkungan hidup.

Bincang-bincang itu diadakan di Kevin Cafe. Letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Tempatnya yang luas tentu menyenangkan. Bisa bebas memilih tempat berkumpul, di bagian atas atau di area bawah yang terbuka.

Rupanya teman-teman bersepakat berkumpul di bagian atas cafe. Tepatnya di ruang rapat. Alasannya agar pertemuan lebih nyaman. Saya agak menyangsikan karena sebagian besar teman adalah perokok.

Jalan tengah ditempuh. Sembari menunggu kami berkumpul di bangku-bangku di depan ruang rapat. Bangkunya nyaman. Kelihatan kalau bangku-bangku ini ditata dengan baik. Mau santai silahkan menikmati sofa. Berbincang dengan gaya rembukan bisa dilakukan di meja bergaya warung. Agak semi formal silahkan di meja dengan kursi dari besi.

Begitu duduk, perhatian segera terpecah. Saya sibuk memerhatikan bagian dalam cafe yang tengah direnovasi. Cafe ini memiliki banyak sekali barang-barang memorabilia. 

Ingatan saya langsung membuka pada lembaran kenangan akan program televisi yang bercerita tentang para kolektor yang rela berburu ke berbagai tempat untuk mendapatkan sebuah koleksi.

Apa yang dicari para kolektor terpampang di depan mata. Paling dekat adalah beberapa sepeda motor tua. Motor yamaha berwarna biru itu tampak cantik. Di badannya memang tidak terlihat mulus, ada sisa-sisa pemakaian yang menorehkan cerita. Di belakangnya ada lagi motor lama yang tak kalah menggoda mata.

Berbagai poster lama juga dipajang. Ditempatkan pada bingkai-bingkai jendela. Fungsinya menjadi pemisah antara ruang pengunjung dan operasional cafe.

Poster-poster musik lawas juga tak kalah menarik. Kertas-kertas yang telah melewati waktu itu menjadi hiasan dinding. Seakan menyiratkan pesan bahwa pemiliknya menyukai musik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline