Lihat ke Halaman Asli

Utari ninghadiyati

Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Pindang atau Gulai Patin? Sama Enaknya

Diperbarui: 1 Oktober 2023   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pindang atau gulai patin? (Dok. Pribadi)

Lama sudah tak menikmati ikan patin. Rasanya kok jadi kangen. Apalagi secara tiba-tiba, terbayang semangkuk pindang patin dengan kuah bening lengkap dengan potongan nanas. Hati jadi meronta-ronta untuk menyajikannya untuk makan siang. Udara kering dan panas sangat cocok menyantap makasan bercitarasa segar.

Bergegas ke pasar. Di bawah langit biru dan udara yang bersahabat, sepertinya angin sedang membawa asap kebakaran lahan pergi ke tempat lain, saya bisa bebas memilih bahan-bahan untuk memasak patin.

Di tempat saya tinggal sangat mudah mendapati penjual ikan patin. Saya juga suka karena tidak perlu repot menyisihkan duri-duri kecil. Saat membeli, saya selalu memilih bagian ikan yang berdaging yang berada di bagian tengah. Kalau bagian depan ada bolongnya. Bagian belakang dagingnya kurang tebal.

Cukuplah 500 gram daging ikan patin segar untuk makan siang. Sembari menjinjing wadah pembungkus ikan saya mendatangi penjual sayur. Ada bayam, kangkung, sawi, jagung, dan kacang panjang. Kemarau membuat harha sayuran lebih tinggi dibanding musim biasa. 

Tak apa, 8 lonjor kacang panjang seharga Rp2.000 menjadi pilihan. Sekarang menuju penjual bumbu dapur untuk membeli bumbu dapur lengkap. Baru setelah itu berpikir, mau membeli nanas untuk pelengkap atau tidak. Di rumah masih ada beberapa buah tomat sayur kecil. Rasanya bisa jadi campuran ikan patin.

Oke. Tuntaskan saja kegiatan belanja dan pulang untuk memasak ikan patin. Sampai di rumah langsung membersihkan ikan dan menyiapkan bumbunya. Bawang putih, bawang merah, kemiri, kunyit, jahe, bunga pekak, dan jinten yang dihaluskan dengan cara tradisional alias di ulek. Oh ya, jangan lupakan cabau agar warnanya lebih merona.

Hm, jadinya ikan patin dimasak apa nih. Bumbunya ada unsur gulai tapi ada juga unsur gulainya. Ah, biarlah. Bukankah kolaborasi itu mengasyikan.

Sebaiknya segera menyiapkan panci yang diberi sedikit air. Biarkan sebentar hingga mendidih baru masukan bumbu yang sudah dihaluskan. Tambahkan denga seruas lengkuas dan daun salam serta asam jawa. Biarkan hingga bumbu matang. Tambahkan airnya hingga potongan ikan dapat berenang di sana. 

Namun jangan masukan ikan sebelum air mendidih. Air yang mendidih membuat proses merebus ikan menjadi lebih ceoat, begitu menurut saya. 

Sebelumnya, setelah air mendidij saya masukan kacang panjang yang di potong agak panjang. Baru setelah air mendidih kembali, saya masukkan potongan ikan patin. Kemudian membiarkannya hingga matang. Setelah itu bubuhi dengan gula pasir, garam, dan sedikit msg. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline