Lihat ke Halaman Asli

Uang Rp. 500,- Saya di Tangan Pengelola Pusat Perbelanjaan (korupsi memang dimulai dari yang kecil:p)

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327731935485256687

[caption id="attachment_157863" align="alignright" width="160" caption=""][/caption]Akhirnya setelah sekian lama 'libur' menulis, hari ini saya berkesempatan untuk kembali berselancar di kompasiana. Sebenarnya sudah lama sekali saya berniat menumpahkan uneg-uneg saya akan kejadian yang telah saya alami berkali-kali ini. Tetapi baru kali ini saya punya kesempatan duduk santai, sambil ditemani secangkir kopi, dan mulai bercerita...

Jika melihat judul tulisan saya, mungkin banyak yang akan bertanya, ada apa dengan uang 500 perak?

Saya sendiri ingin menanyakan kepada rekan-rekan kompasioner sekalian, apa sih arti uang 500 perak bagi rekan-rekan?

Mungkin kebanyakan akan menjawab, nilai uang segitu tidak terlalu berarti, paling-paling hanya akan jatuh ke tangan pengemis atau pengamen. Nahhh,,itulah, jika uang 500 perak tsb jatuh ke tangan pengemis atau pengamen, saya akan merasa jauh lebih ikhlas daripada harus hilang tanpa kejelasan ditangan para secure parking di pusat-pusat perbelanjaan yang notabene sudah untung besar setiap harinya.

Suatu hari, Saya berkunjung ke sebuah mal di daerah Jakarta Timur. Saya memang lihat sepertinya ada perubahan tempat parkir disini, dari yang biasanya di suatu lahan kosong menjadi di tempat khusus yang memang masih satu lahan dengan mal -nya sendiri. Seperti biasanya, saya datang dengan teman saya menggunakan motor dan diparkir kira-kira untuk 4 jam atau lebih. Memang biasanya saya bukan orang yang peduli pada hal-hal kecil seperti struk parkir atau nominal harga parkir yang dikenakan ke saya. Walaupun saya SERING SEKALI membaca, "Mintalah Struk Parkir Kendaraan Anda", tapi ternyata saya tidak pernah memintanya *dan saya yakin, rekan-rekan juga kan?. Saya hanya mendatangi petugas parkir, periksa STNK, menyerahkan karcis parkir dan langsung membayar apa yang disebutkan oleh si petugas *bahkan tanpa melihat angka yang tertera dikomputernya, karna biasanya memang tidak terlihat si,,iya kann? Selain itu, kadang-kadang yang membuat saya malas berlama-lama adalah karna antrian yang sangat panjang kendaraan lain di belakang kita yang juga sudah tidak sabar untuk segera keluar.

Sebenarnya, pada hari itu pun, saya juga tidak peduli dengan struk, nominal, dll. Tapi saya peduli pada 1 hal, PELAYANAN !, Saya yakin, petugas parkir sekalipun pasti diajari cara menghadapi customer yang datang. Senyum, salam, sapa, dan ucapan terimakasih, pasti seharusnya sudah jadi bagian yang tak terpisahkan. Okelah, untuk senyum, salam, sapa, mungkin masih bisa saya toleran, terkait dengan kesibukan yang meraka hadapi, TETAPIIIIIIIIIIIIIII,,yang tidak bisa saya terima adalah ketika uang saya seharusnya masih kembali 500 perak *tanpa saya meminta struk, dan si petugas parkirnya dengan ketus berucap "Ada uang 500 ga? ga ada kembalian!"

HAHHHH??! Saya sampe bengong, seharusnya saya yang ngamuk-ngamuk sama mereka, udah tau ada nominal 500 perak, kenapa ga sediain uang 500 utntuk kembalian! Dan kenapa malah dia yang nyolot sama sayaaa??? Halooooooooooo...! Mas......! Saya ini customernya, saya yang mustinya teriak-teriak, kenapa kalian gak nyediain kembalian uang 500 perak! Klo  1 motor aja 500, dan ada 1000 motor sehari yang uangnya gak kembali, berapa penghasilan kalian dari hasil "menidak-kembalikan" uang kami! Mungkin bagi customer lain hal ini bukan masalah besar, mungkin saya aja yang emang pelit, sampe-sampe uang 500 perak aja dimasalahin, tapi NYOLOTNYA si emas2 parkir itu loh yang bikin saya jadi gak ikhlas, dan mulai berpikir kalo hal ini tidak bisa dibiarkan.

Masalahnya, kasus uang 500 perak ini, gak cuma saya alami di 1 mal aja, tapi juga di mal lain didaerah Depok, dan kasusnya sama! gak ada uang kembalian tapi dianya malah yang nyolot bilang gak ada uang 500-an. Lahhhh,,,??? jadi hal ini emang udah jadi kebiasaan tohh??? 2 kali, saya masih bisa menahan diri, untuk gak turun dan menyemprot tuh orang, selain karna faktor sudah diteriakin dari belakang sama pengendara lain:(

Nahhhh,,yang ketiga kalinya, LEBIH PARAH dan SUDAH TIDAK BISA DITOLERIR!

Kali ini terjadi di sebuah Pusat Grosir di Jakarta, Saya hanya sekitar 2 jam berada didalamnya, dan ketika keluar, tagihan parkirnya Rp. 3000,-. Kebetulan dari dalam saya sudah siapkan uang Rp. 2000,-, karna memang cuma itu uang receh saya yang tersedia, dan saya juga yakin tagihan saya ga akan lebih dari itu kok, kan memang tarifnya seperti itu, 1 jam pertama Rp. 1000,- dan jam berikutnya Rp. 500,- per jam kan ??*sampe apal deh tuh saya:p.

Sampailah saya ditempat si petugas parkir, dan entah kenapa saya menyempatkan diri untuk menengok dan melihat tulisan "Mintalah Struk Parkir Kendaraan Anda" dipasang terbalik, sehingga kemungkinan terbaca akan sulit. Saya sempat mikir, kok begitu dipasangnya. Nah begitu saya kasi karcis parkir saya dan dia langsung bilang tarifnya Rp. 3000,-, teman saya sibuk nyari-nyari uang 1000 dikantongnya, dan saya yang sudah pegang uang Rp. 2000,- langsung tembak ke si petugas, minta struknya deh Mas! Nah, ketika saya ngomong begitu, tuh petugas langsung bilang, " Ya udah deh,2000 aja."*masih sambil nyolot.  Dan begitu saya liat struknya, saya mau langsung ngamuk, EMANG CUMA 2000 TAGIHANNYAAAAAAA!!!,,Kok ya bisa dia bilang 3000 di awal, terus dia revisi jadi 2000 aja deh! Padahal emang tagihannya cuma 2000! Rasanya saya mau turun dan langsung nemuin managernya, tapi saya pikir, untuk hal-hal seperti ini mereka semua pasti sudah TST (Tau sama Tau), Jadi percuma aja ngomong sampe berbusa. Percuma juga itu baju seragam mereka ditulisi tulisan NO TIPPING!, Tapi mereka mengambil tanpa ijin dari setiap customer yang datang. Mending sekalian aja kita kepelin begitu kita sedang keluar tempat parkir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline