Lihat ke Halaman Asli

Kadya Mimi lan Mituna: Mencarke wiji dadi kang Gumrayah

Diperbarui: 9 Januari 2025   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Kadya Mimi lan Mituna mencarke wiji dadi kang gumrayah

Dalam filosofi Jawa, Mimi lan Mituna adalah simbol keharmonisan dan keseimbangan dalam hubungan. Mimi adalah induk ikan yang selalu mencari Mituna sebagai pasangannya, melambangkan ikatan sejati yang saling melengkapi. Namun, di tengah gempuran modernitas dan perubahan sosial, konsep ini menghadapi tantangan besar, terutama dalam fenomena anak muda yang semakin enggan untuk menikah. Bagaimana kita memahami masalah ini dari perspektif psikologi dan budaya?

Mengurai Fenomena: Anak Muda yang Tidak Mau Menikah

Berdasarkan berbagai penelitian psikologi, ada beberapa alasan mengapa banyak anak muda saat ini memilih untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan:

  1. Ketakutan terhadap KomitmenBanyak generasi muda merasa bahwa pernikahan adalah komitmen besar yang membatasi kebebasan. Mereka khawatir tidak mampu memenuhi ekspektasi sosial atau pasangan dalam pernikahan.

  2. Fokus pada Karier dan Pengembangan DiriDi era globalisasi, tekanan untuk sukses dalam karier menjadi prioritas utama. Pernikahan sering dianggap sebagai penghalang untuk mengejar ambisi pribadi.

  3. Pengalaman Buruk dalam KeluargaAnak muda yang tumbuh dalam keluarga dengan konflik atau perceraian cenderung skeptis terhadap institusi pernikahan.

  4. Nilai IndividualismeIndividualisme yang semakin kuat di masyarakat modern menempatkan kebahagiaan dan pencapaian pribadi di atas nilai-nilai kolektif seperti keluarga.

Menilik Filosofi Mimi lan Mituna

Filosofi Mimi lan Mituna mengajarkan pentingnya harmoni dan kerja sama dalam hubungan. Hubungan tidak hanya soal menemukan pasangan, tetapi juga tentang "mencari wiji" atau nilai-nilai bersama yang menjadi dasar hubungan yang kuat. Dalam konteks modern, anak muda perlu memahami bahwa pernikahan bukanlah akhir kebebasan, melainkan proses gumrayah atau berkembang bersama.

Pendekatan Psikologis: Membantu Anak Muda Mengatasi Ketakutan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline