Kehidupan sosial masyarakat wajib tertata rapi, maka dibutuhkan regulasi dalam mengaturnya. Sayangnya kebanyakan regulasi kita tidak menyentuh aspek implementasi (lihat Policy control engine atau PCE), sehingga tidak punya daya dobrak dalam mengatasi masalah, salahsatu contoh adalah masalah macet ibukota. Banyak kebijakan dibuat namun kemacetan malah makin parah. Tentu ada sesuatu yang salah. Untuk itu kita harus merubah cara berpikir dan keluar dari kebiasaan lama.
[caption caption="Macet Jakarta"][/caption]
Kemacetan Jakarta -sumber foto: kadindkijakarta.or.id/tiap-tahun-pengusaha-rugi-28,1-triliun.html
*******
Umumnya UU transportasi di dunia menegaskan tujuan utama sistem transportasi adalah menghasilkan kontribusi maksimal terhadap ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.
Rambu ini sebenarnya sudah cukup bagi pemerintah untuk masuk lebih dalam bagi pengaturan implementasinya, dengan menyusun formulasi regulasi yang terintegrasi dengan terapan, yang sepenuhnya mengarah pada tujuan utama diatas.
Pengaturan Prioritas Pengguna Jalan
Tidak jarang sahabat yang jadi pembicara seminar berceloteh menanyakan mengapa dan seberapa penting orang berdesakan di jalanan, bahkan sampai menghalangi ambulan yang membawa pasien gawat darurat. Berarti tingkat prioritasnya sama pentingnya dengan nyawa, sehingga rela bergerak bagai siput di hampir seluruh pelosok ibukota.
Disinilah pemerintah harus menunjukkan perannya dalam memastikan tingkat kepentingan pengguna jalan sehingga tidak mengganggu tujuan utama fasilitas jalan, khususnya dalam kondisi jumlah jalan yang sangat terbatas saat ini.
Dengan pendekatan Logic Simulation System atau disingat LSS (lihat PCE), dapat dibangun terapan perlakuan khusus atas dasar pertimbangan keterbatasan. Logika paling dasar dari manajemen dalam mereduksi beban adalah mengatur prioritas penggunaan.
Pengaturan prioritas penggunaan memisahkan kelompok pengguna berdasarkan tingkat dampak keberadaannya terhadap tujuan penggunaan. Tentunya disini yang layak mendapat prioritas pertama adalah para pelaku ekonomi dan seluruh personil yang terkait dengan operasional dari proses inti bisnis. Tingkat prioritas tersebut antara lain:
- Bagian utama dari proses inti bisnis, seperti operator yang keberadaan tubuhnya menentukan jalan tidaknya proses ekonomi, contohnya operator jalan tol, para perawat dan dokter jaga di puskesmas dan rumah sakit, polisi tugas jaga, petugas loket pelayanan di kantor pemerintahan, dll. Kelompok ini mendapat prioritas utama pergerakan di ibukota setiap hari.
- Bagian pendukung dari proses inti bisnis, ini level manajemen yang tubuhnya tidak datangpun (asal hasil kerjanya sampai), tidak akan mengganggu proses inti bisnis. Fungsinya hanya pengawasan dan pengarahan. Jika belum mampu membangun mekanisme kendali operasional dengan LSS, kelompok ini diberi prioritas pergerakan terbatas ke beberapa titik sesuai jumlah titik pengawasan.
- Bagian strategis, ini yang produknya hanya dibutuhkan sekali-sekali saja. Jika belum mampu membangun mekanisme kendali strategi dengan LSS, kelompok ini diberi prioritas sangat terbatas.