Lihat ke Halaman Asli

e-Sports dan Stigma Orangtua

Diperbarui: 24 Oktober 2020   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Souce: instagram/@garenaaovid

Elektronik Sport atau biasa kita kenal dengan e-Sports berkembang dengan pesat di Dunia begitupun di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, hal tersebut dipicu karena seiring berkembangnya juga dunia teknologi yang saat ini sudah sangat melekat dengan masyarakat Luas, untuk beberapa orang yang masih belum paham akan apa itu eSports?

Saya beri sedikit gambaran tentang e-Sports secara singkat, e-Sports adalah bidang olahraga yang menggunakan Game sebagai bidang kompetitif. eSport sendiri berbeda dengan Gaming, e-Sports bisa menjadi sebuah profesi, sedangkan Gaming hanya sebagai rekreasi atau hiburan semata.

eSports sendiri sudah diresmikan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) telah memutuskan bahwa esports resmi menjadi sebuah cabang olahraga prestasi. Putusan itu dikeluarkan dalam rapat virtual yang berlangsung dari tanggal 25 hingga 27 Agustus.

Mengutip Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional, olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

Dalam rapat tersebut, diputuskan juga jika PB ESI merupakan satu-satunya lembaga yang menaungi esports sebagai cabang olahraga prestasi. (dikutip dari onesports.gg)

Dengan hal tersebut maka pada saat ini stigma masyarakat luas khususnya orang tua diluar sana bisa lebih tercerahkan, bermain game dijaman sekarang bukan hanya sekedar hobi semata, namun bisa dijadikan sebagai profesi, bahkan bisa menjadi atlet yang mewakili nama Indonesia di kancah internasional.

Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa menjadi pemain professional di e-Sports bukanlah hal yang mudah, pada saat ini persaingannya tak kalah sulit dengan menjadi atlet di olahraga konvensional yang sudah ada sebelumnya.

Stigma orang tua yang menggangap bermain game hanya menghabiskan waktu pada saat ini bisa sedikit diubah dengan melirik perkembangan dunia eSports sendiri sekarang yang sedang berkembang dengan pesat, sekedar bermain game pada saat ini bisa mendapatkan penghasilan karena sudah menjadi profesi.

Di sisi lain e-Sport juga bukan selalu tentang player/atlet profesional saja, tapi ada banyak peluang profesi yang bisa digeluti, seperti menjadi caster, analis, pelatih, manajer atau menjadi bagian dari sebuah tim e-Sport dengan menjadi tim kreatif, dll.

Sudah seharusnya stigma masyarakat terhadap dunia game diubah, dengan memikirkan kemungkinan akan hal-hal yang positif, karena game sendiri sekarang masih dianggap sepenuhnya sebagai rekreasi atau hiburan di kala penat juga sebagai hobi semata yang ternyata pada saat ini sudah sangat memungkinkan untuk dijadikan sebuah profesi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline