Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa PkM-BR UAS Kencong Gandeng Bupati Atasi Krisis Air Bersih di Desa Jatisari

Diperbarui: 24 Agustus 2023   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa PkM-BR Universitas Al-Falah As-Sunniyyah Kencong dengan Bapak Bupati Lumajang dan Bapak Kepala desa Jatisari 

LUMAJANG-Warga Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, khususnya warga dusun Cerme Kulon bisa sedikit bernafas lega. Pasalnya, krisis air yang dihadapi mereka akan segera berakhir. Karena pihak PDAM setempat bersedia untuk memenuhi kebutuhan air mereka.

Bahkan pada Jumat 18 Agustus 2023 Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq S.Ag MML meninjau warganya yang mengalami krisis air bersih akibat terdampak erupsi Semeru. Cak Thoriq, sapaan akrab Thoriqul Haq, bersama PDAM, BAZNAS, BPBD, dan salah satu anggota DPRD Lumajang (Rohman) disambut Camat Tempeh, Kepala Desa Jatisari beserta perangkat desa, juga para mahasiswa. Hadir para mahasiswa dari Universitas Al-Falah Assunniyyah (UAS) Kencong Jember, UINSA Surabaya, dan UNMUH Jember.

Musyawarah dengan warga Dusun Cerme Kulon bersama Bupati Lumajang dan Perwakilan dari PDAM (Khoirul Anam, S.Pd.I.)

Mahasiswa PkM-BR UAS Kencong beserta DPL dan PLT Ketua BAZNAS (Drs. H. Moh. Khoyum, MM)

Tak sekedar melihat dan mendengar keluhan warga, Cak Thoriq langsung menawarkan solusi yang secepatnya bisa dieksekusi. Cak Thoriq menjadi mediator dalam kebijakan ini. Dalam forum mediasi bersama warga ia mencari solusi bersama pihak-pihak terkait. Solusi tersebut berupa potongan harga dari PDAM khusus untuk warga Desa Jatisari, khususnya warga Dusun Cerme Kulon untuk pemasangan saluran PDAM. Solusi tersebut meringankan warga namun juga tidak merugikan pihak PDAM.

Mayoritas warga sepakat dengan solusi tersebut karena memang sangat solutif dan murah. Biaya pemasangan pipa dari sambungan terdekat ke warga yang berjarak kira-kira 1 km dengan biaya Rp 150 juta, ditanggung Pemkab Lumajang. Selain itu, biaya pemasangan meteran air yang mulanya sekitar Rp 1 juta, dipotong PDAM menjadi separuhnya saja. Yakni Rp 500 ribu. Bukan hanya itu, pihak BAZNAS juga membantu warga dengan menanggung biaya pemasangan sebesar Rp 250 ribu perwarga. Ditambah lagi bapak kepala desa Jatisari (Muhamad Hasyim) juga membantu warganya dengan biaya sebanyak Rp 50 ribu. Praktis, warga Dusun Cerme Kulon hanya dikenakan biaya Rp 200 ribu untuk biaya pemasangan PDAM.

Beberapa warga sebelumnya masih keberatan perihal biaya perbulan untuk pemakaian PDAM. Setelah dihitung, diperkirakan warga mengeluarkan biaya sebesar Rp 50 ribu dalam menggunakan fasilitas PDAM. Warga juga bisa menghemat biaya listrik karena sudah tidak memerlukan pompa air untuk mengalirkan air sumur.

Lelang kepedulian yang ditawarkan oleh mahasiswa peserta PkM-BR Posko-01 UAS Kencong Jember untuk mengatasi krisis air di desa Jatisari Tempeh telah membuahkan hasil yang signifikan.

“Para donatur baik dari pihak swasta maupun pemerintah telah mengambil Lelang tersebut mulai dari Yayasan Nurul Hayat Jember, para aghniya’ hingga bupati Lumajang dengan segala perangkat pemerintahannya seperti BPBD, Dinas PDAM, BAZNAS dan lembaga mitra seperti legislator dapil Tempeh, DPKM dari Kemeterian PUPR dan lain-lain, semua dikerahkan untuk membantu mengatasi krisis air di desa Jatisari.,” jelas M. Nafiur Rofiq, Dosen Pembimbing PkM-BR UAS.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline