Lihat ke Halaman Asli

Uswatun Hasanah

Universitas Hasanuddin

SADARI: Deteksi Dini Kanker Payudara

Diperbarui: 15 Mei 2023   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

        Kanker merupakan istilah yang umum bagi sekelompok besar penyakit yang dapat menyerang bagian tubuh manapun. Kanker termasuk satu dari enam kasus kematian terbesar di dunia. Diantara banyaknya jenis kanker, kanker yang paling umum terjadi yaitu kanker payudara. Kanker payudara merupakan kanker yang terbentuk di jaringan payudara. Kanker payudara terjadi saat sel-sel jaringan di payudara tumbuh secara tidak terkendali. Menurut World Health Organization (WHO), di tahun 2020 kasus kanker payudara di seluruh dunia mencapai 2,26 juta kasus. Adapun di Indonesia sendiri menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), di tahun 2020 berdasarkan Data Globocan, jumlah kasus kanker payudara menembus 68.858 kasus atau sebanyak 16,6% dari total kasus kanker di Indonesia.

        Jenis kanker payudara yang umum terjadi ada empat yaitu, Ductal carcinoma in situ, kanker payudara ini tumbuh di saluran air susu. Yang kedua, Lobular carcinoma in situ, yaitu kanker payudara yang tumbuh di kelenjar penghasil air susu. Yang ketiga, Invasive ductal carcinoma, kanker payudara yang tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan dan bahkan ke area tubuh lainnya. Yang terakhir, Invasive lobular carcinoma, yaitu kanker payudara yang awalnya tumbuh di kelenjar air susu kemudian menyebar ke jaringan lainnya. Kanker payudara belum diketahui penyebab pastinya, namun ada beberapa faktor yang bisa membuat  seseorang beresiko mengidap kanker payudara, diantaranya kelebihan berat badan, bertambahnya usia, menstruasi terlalu muda (12 tahun kebawah), sering mengonsumsi minuman beralkohol, dan memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga.

        Untuk mengatasi hal ini, Indonesia memiliki strategi yang dikenal dengan Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia, dimana hal ini mencakup 3 pilar yakni promosi kesehatan, deteksi dini, dan tatalaksana kasus. Deteksi dini bisa dengan melakukan program Periksa Payudara Sendiri (SADARI). SADARI merupakan pemeriksaan payudara yang perlu dilakukan sedini mungkin ketika seseorang sudah memasuki masa pubertas. SADARI bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya benjolan pada payudara yang dapat menyebabkan kanker payudara. SADARI dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti, SADARI saat mandi, SADARI sambil bercermin, dan SADARI sambil berbaring. SADARI sebaiknya dilakukan sebulan sekali dengan waktu yang sama setiap bulannya. Dengan adanya program SADARI ini menjadi salah satu langkah Indonesia untuk mengurangi kasus kanker payudara yang dapat merenggut banyak jiwa.

Referensi : 

"Cancer". who.int. 3 Februari 2022.15 Mei 2023.

"Kanker Payudara Paling Banyak di Indonesia, Kemenkes Targetkan Pemerataan Layanan Kesehatan". kemkes.go.id. 9 Febuari 2022.15 Mei 2023.

Antari, G.Y., and Yuliastuti, L.P.S. (2022). Penyuluhan Kanker Payudara dan PelatihanPemeriksaan Payudara Sendiri. Jurnal Pengabdian Masyarakat. 3(3), pp. 536-541.

Lestari, P., and Wulansari,W. (2019). Pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara. Indonesian Journal of Community Empowerment. 1(2), pp. 55-57.

Pulungan, R.M., and Hardy, F.R. (2020). Edukasi “Sadari” (Periksa Payudara Sendiri) Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Cipayung Kota Depok. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 2(1), pp. 47-52.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline