Lihat ke Halaman Asli

USWATUN KHASANAH

Ajining dhiri ana ing lathi

Tak Cemburu pada Dolar, Tak Gerutu pada Dinar

Diperbarui: 2 Desember 2020   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selaras dengan tiap baitku
Sekusut kertas yang biasa memampang wajah para pahlawan
Yang merah,
Yang biru,
Yang hijau,
Yang abu-abu
Yang cokelat
Hingga logam-logam berkarat
Bung Karno,
Bung Hatta,
Imam Bonjol
Dan banyak lagi tokoh lain, sering nongol
Kadang aku tersenyum ketika melihat mereka
Membandingkannya dengan puisiku
Yang ternyata sama mahalnya
Sama?

Ya,
Sama-sama mengemban cinta
Sama-sama mengundang cinta
Jika puisiku terpanggil majas wah
Maka mereka adalah rupiah
Jika puisiku mau tersiram kuah
Maka orang kan mengganti dengan rupiah

Lalu?
Puisiku ini tentang mereka
Mereka adalah jelmaan puisiku
Sebagaimana karya yang tak ingin diplagiat
Rupiahku juga harus kupaksa kuat
Jika mereka sudah cemburu dengan dolar
Maka puisiku tak akan marah pada dinar
Aku juga tak akan menghujat dolar
Atau pun dinar
Jika mereka,
Ah rupiahku maksudnya
Jika rupiahku hampir kalah
Maka aku tak akan memaksa dolar mengalah
Aku juga tak akan meminta dinar jengah
Tapi aku akan membuat rupiah
Menjadi angka yang semakin wah
Seperti majas puisiku yang sudah limpah ruah

Jadi?
Jangan tanya lagi seberapa besar cintaku pada puisi
Jangan tanya lagi seberapa dalam kasih sayangku pada rupiah
Karena mereka adalah hartaku
Harta bangsaku
Hartaku, tidak akan mengenal cemburu
Hartaku, tidak akan salah gerutu

Trenggalek, sekian jam sebelum tengah malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline